Jumat, 30 Oktober 2015

MATERI SISPALA RIMBA RAYA SMA NEGERI 1 POLI-POLIA

MATERI SISPALA RIMBA RAYA
SMA NEGERI 1 POLI-POLIA


Pedoman Siswa Pecinta
Alam
Bagian 1
DASAR-DASAR SISPALA

A.  PENGERTIAN SISPALA
Sispala merupakan singkatan dari Siswa Pecinta Alam. Sispala adalah kelompok pecinta alam yang bernaung di setiap sekolah di bawah kepengawasan kepala sekolah atau pun wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Dan ada juga yang berdiri sendiri. Ini semua tergantung kebijakan pengurus masing-masing. Sebagian besar Sispala termasuk organisasi ekstrakurikuler.
Sispala sendiri bukan nama mutlak dari organisasi kepecinta alaman yang ada di setiap sekolah. Sebab tidak sedikit yang menggunakan nama yang telah disepakati oleh pendiri kelompok pecinta alamtersebut. Akan tetapi, secara umum orang sudah paham bahwa setiap organisasi pecinta alam di tingkat sekolah adalah Sispala. Kesimppulannya adalah, bahwa saat ini Sispala sendiri hanya sebutan tidak resmi kelompok pecinta alam tingkat sekolah di Indonesia. Analisa Masalah Bila dibandingkan dengan organisasi ekstrakurikuler di setiap sekolah yang ada di Indonesia, Sispala adalah organisasi yang mampu melahirkan insan yang sehat secara mental, jasmani maupun rohani. Dan tentunya tergantung kepada proses pembinaannya. Yang menjadi kendala dalam proses perkembangannya adalah Sispala belum mempunyai ikatan secara nasional. Dan pada akhirnya menyebabkan kebingungan para organisator dalam menghimpun rencana strategis secara massal. Jangankan secara sistemik, dalam menjalin komunikasi eksternal pun sulit. Padahal bila ada kesatuan visi dan misi secara nasional, Sispala sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Baik dibidang pendidikan, sosial, seni budaya, olah raga, lingkungan, maupun kemanusiaan. Usaha Pembenahan Dikarenakan belum adanya sinergisitas dalam melahirkan visi dan menjalankan misi secara menyeluruh, ada baiknya organisasi sispala seluruh indonesia melakukan pembentukan Ikatan Secara Nasional Evaluasi Masalah di Tingkat Regional dan Melakukan Perumusan Administrasi dan Rencana Strategis. Pertama, pembentukan ikatan secara nasional. Ini berfungsi agar adanya legalitas kita dalam melakukan segala macam bentuk rencana kerja dan sejenisnya. Kedua, evaluasi masalah di tingkat regional. Ini tentu ada hubungannya dengan poin pertama, yaitu ketika kita melakukan pembentukan ikatan secara nasional melalaui kongres atau sejenisnya, kita akan membuat forum khusus guna mengevaluasi segala macam bentuk permasalahan, hambatan ataupun lainnya yang dihadapi di daerah masing-masing. Sehingga menghasilakan kesamaan dalam cara membenahi problematik tersebut. Ketiga, Melakukan perumusan administrasi dan rencana strategis. Ini adalah tahap akhir dari dinamika yang timbul ketika proses pembentukkan dan evaluasi. Tentunya masih banyak lagi formulasi dalam pembenahan ini.

B.   PRINSIP DASAR PETUALANGAN DAN PECINTA ALAM :
1.    Dalam pelaksanaan kegiatan petualangan terdapat etika dan prinsip dasar yang sudah disepakati bersama. Etika dan prinsip dasar tersebut muncul sebagai rasa tanggung jawab kepada alam. Selain didukung dengan perlengkapan dan peralatan yang memadai, juga dalam petualangan mutlak diperlukan kemampuan yang mencukupi. Kemampuan itu adalah kemampuan teknis yang yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan.Sebagai contoh, pendaki harus memahami ritme berjalan saat melakukan pendakian, menjaga keseimbangan pada medan yang curam dan terjal sambil membawa beban yang berat serta memahami kelebihan dan kekurangan dari perlengkapan dan peralatan yang dibawa serta paham cara penggunaannya.

2.    Kemampuan kebugaran yang mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam. Berikutnya, kemampuan kemanusiawian. Ini menyangkut pengembangan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi / kemauan, percayadiri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.

3.    Seorang pendaki seharusnya dapat memahami keadaan dirinya secara fisik dan mental sehingga ia dapat melakukan kontrol diri selama melakukanpendakian, apalagi jika dilakukan dalam suatu kelompok, ia harus dapat menempatkan diri sebagai anggota kelompok dan bekerja sama dalam satu tim.

4.    Tak kalah penting adalah kemampuan pemahaman lingkungan. Pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan spesifik. Wawasan terhadap iklim dan medan kegiatan harus dimiliki seorang pendaki. Ia harus memahami pengaruh kondisi lingkungan terhadap dirinya dan pengaruh dirinya terhadap kondisi lingkungan yang ia datangi.

Keempat aspek kemampuan tersebut harus dimiliki seorang pendaki sebelum ia melakukan pendakian. Sebab yang akan dihadapi adalah tidakhanya sebuah pengalaman yang menantang dengan keindahan alam yang dilihatnya dari dekat,tetapi juga sebuah resiko yang amat tinggi, sebuahbahaya yang dapat mengancam keselamatannya.

C.  JANJI DAN KODE ETIK SISPALA
a.   JANJI SISPALA :
DEMI HARGA DIRI DAN KEHORMATANKU, AKU BERJANJI :
1.    Menjalankan Kewajiban Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesiadan Menjalankan Pancasila.

2.    Menegakan Panji Perjuangan Memberantas segala Bentuk Pengrusakan Lingkungan dan Ikut Serta Dalam Menjaga Kelestarian Hutan.

3.    Menolong Sesama Hidup Serta Membangun Masyarakat.

4.    Selalu Menjaga Namabaik Sekolah, Keluarga, Organisasi, Dan Pribadi.

5.    Patuh, Disiplin, Mentaati Peraturan Dan Mentaati Janji Sispala.

b.   KODE ETIK SISPALA :
1.    Selalu Menjalankan Perintah Agama Dan Menjauhi Segala Larangannya.
2.    Mentaati Peraturan Hukum Negara Dan Menjalankan Pancasila.
3.    Mencintai Alam Dan Kasih Sayang Sesama Manusia.
4.    Patuh, Disiplain Dan Tangguh.
5.    Hemat, Cermat, Dan Bersahaja.
6.    Cerdas, Energik, Responsif, Inovatif Dan Adavtif.
7.    Disiplin Bertanggungjawab Berani Dan Setia.
8.    Bersih Dari Segala Kekerasan Pengrusakan Dan Kezaliman.

D.  SEJARAH SISPALA INDONESIA
Sering kita mendengar dan menemui sekelompok manusia yang suka berpetualang di alam terbuka dengan membawa nama Pecinta Alam. Dan uniknya, nama tersebut, yakni pecinta alam hanya ditemui di Indonesia. Bukan dari segi bahasa, namun dari segi arti dan makna kalimat. Di Luar negeri sendiri mungkin lebih dikenal dengan nama Aktifis Lingkungan. Konsep Pecinta Alam dicetuskan oleh Soe Hok Gie pada tahun 1964. Soe Hok Gie sendiri meninggal pada tahun 1969 karena menghirup gas beracun Gunung Semeru. Gerakan "Pecinta Alam" awalnya adalah pergerakan perlawanan yang murni kultur kebebasan sipil atas invasi militer dengan doktrin militerisme - patriotik. Perlawanan ini dilakukan dengan mengambil cara berpetualang dengan alasannya yakni : "Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia - manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi ( kemunafikan ) dan slogan - slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung." ( Soe Hok Gie - Catatan Seorang Demonstran )
Era pecinta alam sesudah meninggalnya Soe Hok Gie ditandai dengan adanya ekspedisi besar - besaran, dan era berikutnya ditandai dengan Era 1969 - 1974, merupakan era antara masa kematian Gie dan masa muncul-munculnya Kode Etik Pecinta Alam. Era ini menandai munculnya tatanan baru dalam dunia kepecinta - alaman, dengan disahkannya Kode Etik Pecinta Alam ( KEPAI ) di Gladian IV Ujung pandang, 24 Januari 1974.
Ketika itu di barat juga sudah mengenal suatu 'Etika Lingkungan Hidup Universal' yang disepakati pada 1972. Era ini menandakan adanya suatu babak monumental dalam aktivitas kepecinta alaman Indonesia dan perhatian pada lingkungan hidup di negara - negara industri. Lima tahun setelah kematian Gie, telah memunculkan suatu kesadaran untuk menjadikan Pecinta Alam sebagai aktivitas yang teo - filosofis, beretika, cerdas, manusiawi / humanis, pro - ekologis, patriotismedan anti - rasial.
Dalam Etika 'Etika Lingkungan Hidup Universal' Ada 3 etika yang merupakan prinsip dasar dalam kegiatan petualangan yaitu :

1)    Take nothing but picture (Mengambil tak lain hanya gambar)
2)    Leave nothing but footprint (Meninggalkan tak lain hanya jejak kaki)
3)    Kill noting but time (Bunuh mencatat kecuali waktu)

Dalam Kode Etik Pecinta Alam Indonesia, disebutkan :
-     Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
-     Pecinta alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam sebagai makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.







Pedoman Siswa Pecinta
Alam
Bagian 2
MATERI  DIKLAT  SISPALA

A.  PENDAKI PEMULA
Bagi Pendaki Pemula yang ingin mendaki tingginya gunung yang kebanyakan di awali dengan coba - coba karena pengaruh teman atau juga agar lebih dipandang hebat!

Memang, kegiatan petualangan, khususnya pendakian gunung pasti di awali dengan mencoba dan berpredikat pendaki pemula, tetapi setelahnya semoga bisa menjadi pendaki yang konservatif serta pendaki profesional. Dan berikut ini sedikit saran bagi pendaki pemula dan juga untuk menambah pengetahuan dengan hal sederhana bagi pendaki profesional sekalipun. Karena tidak bisa kita pungkiri, sekarang ini gunung bukan lagi tempat sulit untuk dikunjungi. Sudah banyak orang yang memilih gunung sebagai tujuan liburan. Tapi, tidak semua orang tahu hal - hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika naik gunung.

Berikut adalah tips dan perlengkapan dasar untuk mendaki gunug :

1.    SEPATU
Kebanyakan para pemula memakai sandal gunung ketika mendaki. Padahal, untuk mendaki gunung perlu menggunakan sepatu yang tertutup rapat agar kaki terlindungi dari hal - hal yang tidak diinginkan saat pendakian, seperti tergores kayu atau yang paling sering terjadi terhisap lintah. Jenis sepatu olahraga atau boots bisa menjadi pilihan.

2.    GUNAKAN KAOS
Saat mendaki gunung, ada baiknya Anda memakai baju berbahan kaos yang bisa menyerapkeringat dan berwarna terang. Kaos yang terang membantu Anda terhindar dari nyamuk dan membuat Anda lebih mudah dilihat oleh rekan sependakian.

3.    SENTER
Pencahayaan di gunung sangat minim, oleh karena itu penting bagi Anda untuk  membawa senter. Lebih baik jika Anda membawaheadlamp atau senteryang bisa dipakai di kepala untuk mempermudah pergerakan.

4.    BAWALAH BARANG YANG PENTING SAJA
Usahakan jangan membawa lebih dari satu tas. Pilihlah barang apa saja yang penting untuk dibawa ketika naik gunung. Membawa barang yang belum tentu digunakan digunung, hanya akan menambah beban tas dan bisa menghambat pendakian, misalnyaboneka Doraemon segede gaban, tikar, ranjang, televisi 21 inch!

5.    BAWALAH PAKAIAN SECUKUPNYA
Ketika naik gunung, bawalah pakaian yang pasti diperlukan, seperti pakaian ganti, jaket, kaos kaki, dan jas hujan. Pakaian ganti yang dibawa jumlahnya disesuaikan dengan lama waktu kita berada di gunung, agar tidak memberatkan tas. Dan sebaiknya jangan membawapakaian berikut lemarinya.

6.    GUNAKAN ANTI NYAMUK
Nyamuk adalah binatang yang kosmopolit, bisa ditemukan dimana saja, termasuk gunung. Di gunung, nyamuknya berukuran besar - besar dan sangat sakit ketika menghisap darah. Untuk menghindari itu, Anda bisa menggunakan obat anti nyamuk oleh ke seluruh tubuh. Maka perjalanan Anda pun akan tenang tanpa harus takut di hisap nyamuk. Biasanya nyamuk hutan hanya satu, tetapi temannya yang banyak.


7.    JANGAN MEMAKAI PARFUM
Penting untuk diketahui para pendaki,jangan menggunakan parfum selama mendaki hingga turun gunung. Parfum bisa mengundang serangga - serangga yang ada di sekitar gunung mendekat dan mengikuti kemana saja Anda pergi. Sangat menganggu!

8.    ALAT MASAK
Alat masak memang diperlukan untuk menyiapkan makanan selama di gunung. Tapi, Anda tidak perlu membawa alat masak yang besar seperti rak piring, penggorengan dan alat masak yang merepotan dalam perjalanan. Cukup membawa alat masak yang praktis misalnya kompor portable agar tidak merepotkan selama berada di gunung.

B.   NAVIGASI DASAR
Sebagai orang yang dekat dengan alam, pengetahuan mengenai peta, kompas serta penggunaannya mutlak harus dimiliki. Perjalanan ketempat-tempat jauh dan tidak dikenal akan lebihmudah. Pengetahuan bernavigasi darat ini juga berguna bila suatu saat tenaga kita diperlukan untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan arau tersesat digunung dan hutan, serta bencana alam. Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik dimedan sebenarnya maupun dipeta. Oleh sebab itu, pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya harus dipahami.

1.    Peta
Secara umum, peta dinyatakan sebagai penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu. Peta sendiri kemudian berkembang sesuai kebutuhan dan penggunaannya. Untuk keperluan navigasi darat, umumnya dipakai Peta Topografi. Peta Topografi (Rupabumi) Kata topografi berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti gambar.

Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017214340.jpg (Gambar Peta)

Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk-bentuk garis kontur. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Pada peta topografi disertakan pula berbagai keterangan yang akan membantu mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan.

a.    Judul Peta
Judul peta terdapat pada bagian atastengah peta. Judul peta penyatakan lokasi yang ditunjukan oleh peta yang bersangkutan. Lokasi berbeda maka judul berbeda pula.

b.    Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan disebelah kanan atas peta. Selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk bila kita memerlukan daerah laindisekitar daerah yang dipetakan. Biasanya bagian bawah disertakan juga indeks nomor yang dicantumkam nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.

c.    Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis yang saling berpotongantegak lurus. Sistem koordinat yag resmi dipakai ada dua, yaitu :
1)    Koordinat Geografis (geographical Coordinate); Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (Bujur Barat dan Bujur Timur) yang tegak lurus dengan khatulistiwa, dan garis lintag (Lintang Selatan dan Lintang Timur) yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik.
2)    Koordinat Grid (grid Coordinate atau UTM); Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol ini terletakdisebelah Barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari Selatan ke Utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari Barat ke Timur.

Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4 angka untuk daerah yang luas atau 6 angka untuk daerah yang lebih sempit.

d.    Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik sama dari muka laut.
e.    Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal pada lapangan.
1)    Skala Angka
Contoh :
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017214355.jpg
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
1 : 50.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 50.000 cm (500 m) jarak horizontal di medan sebenarnya
2)    Skala Garis
Contoh :
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017214402.jpg
f.     Tahun Peta
Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun bembuatanya, maka data yang disajikan akan semakin akurat.
g.    Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara peta. Cara paling mudah yaitu dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah tulisan adalah arah Utara peta. Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah Utara peta, arah sebenarnya, dan utara magnetis. Untara sebenarnya menunjukan arah utara kutub bumi. Kutub utara megnetis menunjukan Kutub Utara magnetis bumi. Kutub utara magnetis bumi terletak tidak bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara Kanada, di Jasirah Boothia. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ketahun. Utara magnetis adalah utara yang ditunjukan oleh jarum magnetis kompas. Untuk keperluan praktis utara peta, utara sebenarnya dan utara magnetis dapat dianggap sama.
Untuk keperluan yang lebih teliti, perlu dipertimbangkan adanya Ikhtilap peta, Ikhtilap magnetis, Ikhtilap peta magnetis dan variasi magnetis.
Ikhtilap Peta; Adalah beda sudut antara Utara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkanpada peta.
Ikhtilap Magnetis; Adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara magnetis.
Ikhtilap Peta Magnetis; Adalah beda sudut antara utara peta dengan utara magnetis bumi.
Variasi Magnetik; Adalah perubahan/pergeseran letak kutub magnetic bumi pertahun
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017214410.jpg
h.    Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut. Yang penting diketahui : triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, desa dan pemukiman, dll.

2.    Membaca Peta
a.    Sifat-sifat Garis Kontur
Yang terpenting dalam bernavigasi adalah kemampuan menginterpretasikan peta, yaitu kemampuan membaca peta dan membayangkan keadaan medan sebenarnya. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa sifat garis kontur, sebagai berikut :
-       Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebutkan khusus hal-hal tertentu serta kawah.
-       Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.
-       Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapan kedua garis berubah.
-       Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang, sedangkan daerah terjal/curam mempunyai kontur rapat.

b.    Ketinggian Tempat
Menentukan ketinggian suatu tempat dapat dilakukan dengan cara : lihat interval kontur peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin diketahui. Memang ada ketentuan umum : interval komtur = 1/2000 skala peta, tetapi itu tidak selalu benar. Beberapa Topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1 : 50.000 (interval kontur 25 m) kemudian diperbesar menjadi skala 1 : 25.000 dengan interval kontur tetap 25m.
Dalam operasi SAR digunung hutan misalnya, sering peta diperbesar dengan cara diphoto copy. Untuk itu interval kontur harus tetap ditulis. Peta keluaran Bokosurtanal (1 : 50.000) membuat kontur tebal untuk tiap kelipatan 250 m (kontur tebal untuk ketinggian 750, 1000, 1250 m, dst) atausetiap selang 10 kontur. Seri peta keluaran AMS (skala 1 : 50.000) membuat garis kontur untuk setiap kelipatan 100 m (missal 100, 200, 300 m, dst). Peta keluaran Diktorat Geologi Bandung tidak seragam untuk penentuan garis konturnya. Jadi tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk menentukan garis kontur tebal.
Bila ketinggian kontur tidak dicamtumkan, maka harus dihitung dengan cara : Cari 2 titik berdekatan yang harga ketinggiannya tercantum.
Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang terdapat antara keduanya (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah). Dengan mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan jumlah kontur yang terdapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat ).
Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada di atas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. Bila kontur berada di bawahnya, harganya lebih kecil). Hitung harga kontur terdekatitu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari (3).
Lakukan perhitungan di atas beberapa kali sampai yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada peta Anda (kontur 1000,1250,1500, dan sebagianya) agar mudah mengingatnya.

c.    Titik Triangulasi
Selain dari garis-garis kontur, kita dapat juga mengetahui tingginya suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya disebut titik triangulasi, yaitu suatu titik atau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan atau topografi untuk menentukan suatu ketinggian tempat pada waktu pembuatan peta.

d.    Mengenal Tanda Medan
Disamping tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta topografi kita biasa menggunakan bentuk atan bentangan dalam yang menyolok dilapangan dan mudah dikenali dipeta, yang kita sebut sebagai tanda medan. Beberapa tanda medan dapat anda “baca” dari peta sebelum berangkat kelokasi, tetapi kemudian anda harus cari lokasi dan dicocokkan di peta.
Puncak gunung atau bukit, pegunungan, lembah antara dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan yang mencolok.Punggung gunung/bukit terlihat dipeta sebagai rangkaian kontur berbentuk “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak.
Lembah dipeta terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok kearah puncak.
Sadlle, daerah rendah dan luas terdapat antara dua ketinggian yang tidak terlalu ekstrim.
Col, merupakan daerah rendah dan sempit yang terdapat antara ketinggian.
Pass, merupakan celah yang memanjang yang membelah suatu ketinggian.
Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan, tebing-tebing ditepi sungai.
Belokan jalan, jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang jalan.
Bila berada dipantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang sangat jelas, begitu juga tanjung yang yang menjorok kelaut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta, dan sebagianya.
Didaerah daratan atau rawa-rawa biasanya sukar mendapat tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dipakai sebagai tanda medan. Pergunakan belokan-belokan sungai, muara-muara sungai kecil.
Dalam menyusuri sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, deta, dan sebagianya, dapat dijadikan tanda medan.
Pengertian tanda medan ini mutlak dikuasai. Akan selalu digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik peta kompas.
3.    Kompas
a.    Pengertian Kompas
Kompas adalah alat yang berfungsi untuk menunjukkan arah mata angin. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan selalu menunjuk arah Utara-Selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lain selain magnet bumi). Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjukan oleh jarum kompas tersebut adalah arah Utara Magnetis bumi. Jadi bukan utara bumi sebenarnya.
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017214423.jpg
b.    Bagian-bagian kompas
Secara fisik, kompas terdiri dari :
-       Badan, tempat komponen-koponen kompas lainnya berada.
-       Jarum, selalu menunjukkan arah Utara - Selatan pada posisi bagaimanapun (dengan syarat, kompas tidak dipengaruhi oleh medan magnet laindan jarum tidak terhambat perputarannya).
-       Skala Petunjuk, menunjukan pembagian derajat sistem mata angin.
Berikut Bagian - bagian penting dari Kompas :
a.    Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
b.    Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
c.    Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
d.    Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
e.    Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
f.     Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.
c.    Jenis-jenis Kompas
Banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam suatu perjalanan. Pada umumnya dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva). Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan dipeta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris (segitiga). Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan peta.kompas yang baik pada ujung jarumnya dilapis fosfor agar dapatterlihat dalam keadaaan gelap.

d.    Pemakaian Kompas
Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam pemakaian kompas pelu dijauhkan dari pengaruh-pengaruh benda-benda yang mengandung logam seperti pisau, golok,karabiner, tiang benda, jam tangan,dll. Benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.
Berikut metode pemakaian kompas :
1)    Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak maka jarum tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET
2)    Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira - kira bersudut 50o dengan kaca dial.Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai :
a. Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.
b. Mengintai derajat Kompas pada Dial.
3)    Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar
4)    Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah30o. Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih dahulu Titik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah sebuah benda yang menonjol / tinggi diantara benda lain disekitarnya, sebab route ke 30o tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang berbencah-bencah. Ditempat itu kita Melambung ( keluar dari route ) dengan tidak kehilangan jalur menuju 30 derajat.
5)    Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahuluSasaran Balik (Back Azimuth atau Back Reading ) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam perjalanan.
Cara melihat Kompas dan membidik sasaranRumus Back Azimuth / Back Reading1. Apabila sasaran kurang dari 180 derajat = ditambah 180 derajat0 derajat – 180 derajat = X + 180 derajat2. Apabila sasaran lebih dari 180 derajat = dikurang 180 derajat180 derajat – 360 derajat = X – 180 derajatContoh :30 derajat sasaran baliknya adalah 30 derajat + 180 derajat = 210 derajat240 derajat sasaran baliknya adalah 240 derajat – 180 derajat = 60 derajat Mata AnginU = Utara : 0° atau 360°TL = Timur Laut : 45°T = Timur : 90° TG = Tenggara : 135°S = Selatan : 180°BD = Barat Daya : 225°B = Barat : 270°BL = Barat laut : 315°MENENTUKAN ARAH MATA ANGIN Menentukan arah mata angin ( Utara Magnet ) dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan tanpa menggunakankompas, antara lain :
a.    Makam / kuburan orang Islam.
b.    Tempat ibadah ( Masjid / Musholah ).
c.    Terbitnya matahari / bulan.
d.    Lumut pada pohon. ( sebelah kiri dan kanan batang pohon )
e.    Pucuk / ujung daun pada pohon.
f.     Silet, dll.

e.    Teknik Peta Kompas
1)    Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis, menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bukit, sungai ataupun tanda-tanda medan lainnya. Atau dengan mengamati kondisi bentangan alam yang terlihat dan mencocokkannya dengan gambaran kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis, utara kompas (utara magnetis) dapat dianggap satu titik dengan utara sebenarnya, tanpa memperhitung adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :
-       Cari tempat yang pemandangannya terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
-       Letakkan peta pada bidang datar.
-       Samakan utara peta dengan utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentangan alam yang dihadapi.
-       Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut didalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan.
-       Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun dipeta. Ingat hal-hal yag khas dari setiap tanda medan.
2)    Resection
Prinsip resection : menentukan posisi kita dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak seluruh tanda medan harus dibidik, jika kita sedang berada ditepi sungai, sepanjang jalan, atausepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda medan lain yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
-       Lakukan orientasi peta
-       Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal dua buah.
-       Dengan busur dan penggaris, buat salip sumbu pada tanda-tanda medan tersebut.
-       Bidik tanda medan tersebut dari posisi kita.
-       Pindahkan sudut bidikan yang didapat kepeta, dan hitung sudut pelurusnya.
-       Perpotongan garis yang ditarik dari sudut pelurus tesebut adalah posisi kita dipeta.
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017214507.jpg



3)    Intersection
Prinsip intersection : menentukan posisi suatu titik (benda) dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita harus sudah yakin pada posisi kita dipeta.
Langkah-langkah melakukan intersection:
-       lakukan orientasi, dan pastikan posisi kita.
-       bidik objek yang kita amati.
-       Pindahkan sudut yang didapat dipeta.
-       Bergerak keposisi lain, dan pastikan posisi tersebut dipeta. Lakukan langkah 2 dan 3
-       Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi objek yang dimaksud.
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017214515.jpg


4)    Azimuth – Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arahutara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Bila kita bejalan dari satu titik ketitik lain dengan sudut kompas yang tetap (istilah populernya “potong kompas”), maka harus diusahakan agar lintasannya berupa satu garis lurus. untuk itu digunakan teknik back-azimuth.
Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikkan kompas muka dan ke belakang pada jarak tertentu. Langkah-langkah :
-       Titik awal dan titik akhir perjalanan diplot dipeta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung juga sudutdari titik akhir ke titik awal., kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah sudut back-azimuth.
-       Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan (pohon besar, pohon tumbang, longsor tebing, susunan pohon khas, ujung kampung, dan sebagianya.
-       Bidik kompas sesuai dengan arah perjalanan kita (sudut kompas). Perhatikan tanda medan lain diujung lintasan yang akan dilalui pada arah itu.
-       Setelah sampai pada titik medan itu, bidik kompas kembali kebelakang (sudut back-azimuth) untuk mencek apakah anda berada pada lintasan yang diinginkan. Bergeserlah kekiri atau kekanan untuk mendapatkan “back-azimuth yang benar”
Sering kali tidak ada tanda medan yang dijadikan sasaran. Dalam hal ini anda seorang rekan dapat berfungsi sebagai tanda tersebut.

f.     Analisa perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan yang akan dilalui, denan cara mempelajari peta yang dipakai. Yang perlu dianalisa adalah jarak, waktu, dan tanda-tanda medan.

1)    Jarak
Jarak diperkirakan dangan menganalisa dan mempelajari peta. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jarak sebenarnya yang ditempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan) lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalikan dengan skala untuk memperoleh jaraksebenarnya.

2)    Waktu
Bila sudah dapat memperkirakan jarak, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Ada teori klasik untuk memperkirakan waktu tempuh ini, yaitu Hukum Naismith (lihat Ilmu Penaksiran)
3)    Tanda Medan
Cari dan ingat tanda-tanda medan di peta yang mungkin bisa menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan.
4)    Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa petanda salah. Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambar dipeta, karena sungai itu kering dimusim panas. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lainnya yang mungkin terjadi.

Bila anda menjumpai ketidak sesuaian antara petadengan kondisi dilapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, cari tanda-tanda medan yang bisa dikenali. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada dipeta sehingga hal-hal lain yang dapat dianalisa akan terlupakan.

Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah (mengikuti punggungan yang salah, menyusuri sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta topografi 1 : 25.000 atau 1 : 50.000 umumnyacukup teliti.

4.    Altimeter
Altimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa membantu menentukan posisi. Pada medan yang bergunung tinggi kompas sering tidakbanyak digunakan, altimeter akan lebih berperan dalam perjalanan. Yang harus diperhatikan dalam pemakaian altimeter :
-     Setiap altimeter yang dipakai harus dikalibrasi. Periksa ketelitian altimeter di titik-titik ketinggian yang pasti.
-     Altimeter sangat sensitive terhadap guncangan, cuaca, dan perubahan temperature.
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017214524.jpg



5.    Menentukan Arah Tanpa Kompas
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menetukan arah apabila kompas tidak tersedia atau tidak dapat berfungsi :
1)    Dengan tanda-tanda alam
Misalnya :
-       Kuburan Islam menghadap keutara
-       Mesjid menghadap kiblat, untuk Indonesia menghadap kebarat laut.
-       Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukan arah timur, karena sinar matahari yang belum terikpada pagi hari.
2)    Dengan bayangan
Ada dua cara, keduanya dapat dipakai kapan saja selama ada cahaya matahari.
-       Pada lokasi datar dan terbuka, tancapkan tongkat (sekitas 1 meter) kedalam tanah, usahakan selurus mungkin. Tandai bayangannya sebagai satu titik. Tunggu sekitar 15 menit, dan tandai lagi bayangan yang baru. Hubungkan antara kedua titik, dan baris ini menunjukan arah barat (titik pertama) dan timur (titik kedua). Arah utara dapat ditentukan dari arah barat dan timur .
-       Cara kedua menghasilkan arah yang lebih teliti, tetapi memerlukan waktu yang lebih lama. Sama seperti cara sebelumnya, namun tanda bayangan pertama didapat dipagi hari. Gambarkan busur dari titik tersebut dengan tongkat sebagai pusatnya. Pada siang hari bayangan akan memendek dan memanjang kembali pada sore hari. Garis antara kedua titik tersebut menunjukan arah barat (titik pada pagi hari) dan timur (pada titik sore hari)
3)    Dengan Perbintangan
-       Perhatikan arah bulan , bintang dan matahari yang terbit dari timur dan terbenam dibarat.
-       Perhatikan rasi bintang crux (Bintang Salip atau Gubug Penceng). Perpanjangan garis diagonal yang memotong horizon dari tempa kita adalah selatan.

6.    Tempat Memperoleh Peta Topografi
Saat ini ada 3 instansi yang dapat mengeluarkan peta topografi untuk masyarakat umum, yaitu :
1)    Direktorat Geologi Jalan Diponegoro No. 57 Bandung; Direktorat Geologi merupakan beberapa seri peta topografi yaitu : peta buatan Dinas Topografi Belanda (Topografische Dienst, Batavia dan Topografische Inliching, Batavia) hasil pemetaan tahun 1920-an.
2)    Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal) di Cibinong, Jawa Barat. Bakorsurtanal menerbitkan peta topografi seri tersendiri yang dibuat tahun 1970-an, dan merupakan peta berwarna. Peta Sumatera 1 : 50.000 berwarna hampir seluruhnya selesai. Untuk Jawa akan diterbitkan peta 1 : 25.000 berwarna, namun baru sampai daerah ujung kulon. Irian 1 : 100.000 bekerjasama dengan Australia dan Inggris, berwarna.
3)    Pusat Survey dan Pemetaan TNI (PUSURTA), mempunyai dan membuat peta topografi yang rinci. Permohonan harus menggunakan izin khusus.
















Pedoman Siswa Pecinta
Alam
Bagian 3
MOUNTENERRING

Mendaki gunung bukan olah raga biasa. Setidaknya setiap pendaki gunung harus cukup mentalnya, mempunyai ketrampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Hal ini karena tantangan yang dihadapi mempunyai kualitas tersendiri. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri sendiri dalam bersekutu dengan alam keras. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Sejak dua abad yang lalu, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal dan digemari oleh manusia. Dimulai sejak manusia harus melintasi bukit-bukit atau pegunungan, baik semasa peperangan maupun ketika melakukan tuntutan kehidupannya. Seperti yang dilakukan oleh Hanibal, panglima kerajaan Kartago, atas Pegunungan Alpen yang bersejarah. Atau petualangan yang dilakukan oleh Jengis Khan yang melintasi Pegunungan Karakoram dan Kaukasus untuk menuju Asia Tengah.
Dalam bentuknya seperti sekarang ini, pendakian yang gemilang untuk pertama kalinya terjadi pada tahun 1786, ketika Dr. Paccard dan seorang pemandu Balmant berhasil mencapai Puncak Mount Blanc (4807 m), yang maksudnya sebagai pengamatan ilmiah.
Babak berikutnya, puncak-puncak Pegunungan Alpen mulai dijajagi oleh penggemar olah raga mendaki gunung, dan semakin populer setelah Sir Alfred Willis beserta kawan-kawannya pada tahun 1854 berhasil mencapai Puncak Watterhorn (3708 m). pendakian itu merupakan abad emas Alpinisme dan merupakan cikal bakal terbentuknya perkumpulan pendaki gunung tertua di dunia, British Alpine Club (1857).
Kemudian Edward Whymper, seorang pelukis Inggris memimpi pendakian ke Matterhorn (4478 m) pada tahun 1865. Pendakian tersebut dimaksudkan untuk membuat lukisan Pegunungan Alpen. Tetapi tragis, ketika mereka turun setelah keberhasilannya, tali pengaman putus sehingga merenggut 4 jiwa dari 7 anggota kelompoknya. Setelah pendakian yang penuh tragedi itu, mulailah para pendaki gunung mencoba mencapaipuncak-puncak lainnya.
Ketika puncak-puncak Pegunungan Alpen sudah sering didaki, para pendaki mulai mencari puncak lainnya, dan mengalihkan pilihan pada Pegunungan Himalaya. Sekelompok pendaki gunung Perancis, pada 1950 berhasil mencapai Puncak Annapurna I (8078 m). prestasi ini mendorong minat Kolonel John Hunt untuk memimpin ekspedisi mencapai Mount Everest (8848 m), puncak tertinggi di dunia yang ditemukan pada 1852 oleh Sir Andrew Vaugh (mengambil nama Everest untuk menghormati gurunya Sie George Everest).
Setelah beberapa kali mengalami kegagalan, akhirnya Mount Everest dapat dicapai oleh Edmund Hillary dari Selandia Baru dengan bendera Inggris, Nepal, dan PBB bersama seorangpemandu dari Nepal Tenzing Norgay pada tanggal 29 Mei 1953.
Di Indonesia, pada tahun 1909 – 1911, suatu ekspedisi persatuan ahli-ahli burung dari Inggris menembus rimba Irian dari arah Selatan, menuju gugusan pegunungan salju Jayawijaya. Mereka tinggal selama 16 bulan, tetapi kembali dengan kegagalan.
Ekspedisi Van der Pie pada tahun berikutnya mengambil arah dari sebelah Timur, dan juga mengalami kegagalan. Tahun 1912, Dr. Walaston dengan jalur Utara Lembah Itakwa berhasil mencapai ketinggian 3000 meter, namum belum berhasil mencapai Puncak Cartenz Pyramide. Ekspedisi berikutnya lebih berhasil di bawah pimpinan Dr. A. H. Colijin, mencapai Puncak NggaPulu (4862 m) di dinding Utara gletser es Puncak Jaya pada tahun 1936.
Pendakian itu membuka lembaran sejarah baru bagi pendakian di Indonesia. Tetapi lama setelah itu, ekspedisi dari Selandia Baru di bawah pimpinan Henrich Harreu pada 1962 berhasil mencapai puncak bersalju Cartenz Pyramide (4884 m). Tanggal 1 Maret 1964, Sugirin, Soedarto dan Fred Athaboe bersama Tazuke dan kawan-kawannya dari Jepang yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih berhasil mencapai Puncak Ngga Pulu yang kemudian diberi nama Puncak Soekarno di pegunungan tengah Jayawijaya.
Masih di tahun yang sama pada bulan Mei, Wanadri di Bandung diresmikan sebagai perkumpulan penempuh rimba dan pendaki gunung, dan Mapala UI di Jakarta di penghujung tahun yang sama. Dan secara serempak kemudian bermunculan perkumpulan lainnya serupa di berbagai kota di bumi.

A.   JENIS-JENIS PENDAKIAN/PERJALANAN
Olah raga mendaki gunung sebenarnya mempunyai tingkat dan kualifikasinya. Seperti yang sering kita dengar adalah istilah mountaineering atau istilah serupa lainnya. Istilah yang keren itu membuat kita tersipu, karena artinya begitu luas, misalnya mencakup pengertian perjalanan mulai melintasi bukit hingga melakukan ekspedisi ke Himalaya.
Menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering dapat dibagi sebagai berikut :
1)    Hill Walking/Feel Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai. Tidak membutuhkan peralatan teknis pendakian. Hal utama adalah jalur pendakian sudah tersedia. Perjalanan ini dapat memakan waktu sampai beberapa hari, sehingga ketrampilan memilih tempat berbivak sangat diperlukan, atau kadang-kadang sudah tersedia.
Contoh : perjalanan ke puncak Gunung Gede.
2)    Scrambling
Pendakian setahap demi setahap pada suatu permukaan yang tidak begitu terjal. Tangan kadang-kadang dipergunakan hanya untuk keseimbangan. Untuk pemula, tali kadang-kadang harus dipasang untuk pengamanan dan mempermudah gerakan.
Contoh : perjalanan di sekitar puncak Gunung Gede jika melalui jalur Cibodas. Tali dipasang selain sebagai pengaman, juga untuk mempermudah perjalanan ke puncak.
3)    Climbing
Dikenal sebagai suatu perjalananpendek yang umumnya tidak memakan waktu lebih dari 1 hari, hanya rekreasi ataupun beberapa pendakian gunung yang praktis. Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik mendaki dan penguasaan pemakaian peralatan. Bentuk climbing ada dua macam :
-       Rock Climbing;Pendakian pada tebing-tebing batuatau dinding karang. Jenis pendakian ini akan diuraikan lebih lanjut, karena jenis pendakian inilahyang umumnya ada di daerah tropis.
-       Snow and Ice Climbing; Pendakian pada es dan salju. Pada pendakian ini peralatan-peralatan khusus sangat diperlukan, seperti ice axe, ice screw, crampon, dan lain-lain.
4)    Mountaineering
Merupakan gabungan perjalanan dari semua bentuk pendakian di atas. Bisa memakan waktu berhari-hari, bahkan sampai berbulan-bulan. Di samping pengetahuan teknik mendaki dan pengalaman mendaki, perlu juga dikuasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, dan lain-lain. Contoh : ekspedisi ke Himalaya.

B.   TEKNIK DASAR PENDAKIAN/ROCK CLIMBINGA.
Teknik MendakiTeknik memanjat pada dasarnya merupakan cara agar kita dapat menempatkan tubuh sedemikian rupa sehingga cukup stabil, memberi peluang untuk bergerak, dan dapat bertahan lama (tidak melelahkan). Dengan demikian kita dapat melakukan pendakian dengan tepat, aman, dan sedapat mungkin cepat.
Stabilitas atau keseimbangan kedudukan badan muncul sebagai hasil hubungan antara berat badan dan gaya tumpuan atau pegangan yang adapada permukaan tebing. Pengaturan letak badan, gaya tumpuan dan pegangan menentukan kestabilan yang diperoleh. Peluang gerak untuk mendaki lebih lanjut ditentukan oleh kemampuan menempatkan tubuh pada tempat yang cocok untuk kondisi medan yang dihadapi.
Pada umumnya dinding tebing terdiri dari bermacam cracks dan ledges. Karena pengaruh iklim, suhu, angin, serta faktor lainnya, dinding tebing mengalami kontraksi dan ekspansi yang menyebabkan munculnya celah mulai dari yang kecil/sempit sampai yang panjang/lebar. Dinding sering mengalami erosi sehingga mengalami kekasaran dan ketidakrataan permukaan. Kekasaran dan ketidakrataan ini dapat dipergunakan sebagai tumpuan/injakan maupun pegangan. Karena bermacamnya kondisi permukaan tebing ini, maka teknik memanjat dikelompokkan berdasarkan tiga kategori umum. Pengelompokkan ini sesuai dengan bagian tebing yang dimanfaatkan untuk memperoleh gaya tumpuan dan pegangan.

2.    Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakkan kaki maupun pegangantangan. Para pendaki pemula biasanya mempunyai kecenderungan untuk mempercayakan sebagian besar berat badannya pada pegangan tangan, dan menempatkan badannya rapat ke tebing. Ini adalah kebiasaan yang salah. Tangan manusia tidak biasa digunakan untuk mempertahankan berat badan dibandingkan kaki, sehingga beban yang diberikan pada tangan akan cepat melelahkan untuk mempertahankan keseimbangan badan. Kecenderungan merapatkan badan ke tebing dapat mengakibatkan timbulnya momen gaya pada tumpuan kaki. Hal ini memberikan peluang untuk tergelincir. Konsentrasi berat di atas bidang yang sempit (tumpuan kaki) akan memberikan gaya gesekan dan kestabilan yang lebih baik.
3.    Friction/Slab Climbing
Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertikal, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesek terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal di atas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik.
4.    Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak. Dengan cara demikian, dan beberapa pengembangan, dikenal teknik-teknik berikut :
-       Jamming adalah teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu lebar. Jari-jari tangan, kaki, atau tangan dapat dimasukkan/diselipkan pada celah sehingga seolah-olah menyerupai pasak.
-       himneying adalah teknik memanjat celah vertikal yang cukup lebar (chimney). Badan masuk di antara celah, dan punggung di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke belakang. Kedua tangan diletakkan menempel pula. Kedua tangan membantu mendorong ke atas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahanberat badan.
-       Bridging adalah teknik memanjat pada celah vertikal yang lebih besar (gullies). Caranya denganmenggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi senagai penjaga keseimbangan.
-       Lay Back adalah teknik memanjat pada celah vertikal dengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini, jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk menempatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan. Tangan menarik ke belakang dan kaki mendorong ke depan dan kemudian bergerak naik ke atas silih berganti.

Teknik-teknik lain yang sering digunakan dalam pendakian tebing adalah :
-       Hand Traverse adalah teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Halini dilakukan bila tempat pegangan yang ideal sangat minim dan memanjat vertikal sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tergantung pada pegangan tangan. Sedapatmungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakankaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih merata.
-       Mantelself adalah teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi, namun cukup besar dan dapat diandalkan untuk tempat berdiri selanjutnya. Kedua tangan dipergunakan untuk menarik berat badan, dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada, maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan, untuk mengangkat berat badan, yang dibantu dengan dorongan kaki.
Proses memanjat merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dasar, yaitu :
Ø  Mengamati, mengenal medan, dan menentukan lintasan/rute yang akan dilalui, baik secara keseluruhan maupun selangkah, yang sangat menentukan untuk langkah berikutnya. Permukaantebing yang banyak memiliki tangga-tangga (teras kecil), tonjolan, lekukan, dan celah serta sudut (corner) merupakan lintasan-lintasan yang mungkin untuk dilalui.
Ø  Memikirkan teknik yang akan dipakai secara keseluruha maupun selangkah demi selangkah. Teknik tersebut merupakan pemikiran atau hasil pengamatan dari lintasan yang dilihat (apakah adachimney, crack, dan sebagianya).
Ø  Mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan.
Ø  Gerak memanjat yang sesuai dengan lintasan dan teknik yang dibicarakan.

Dengan kegiatan dasar di atas kita dapat mengerti dan menyadari apa saja sesungguhnya masalah yang ada selama pendakian, sehingga dengan demikian kita dapat mempersiapkan dan berlatih serta selalu mengembangkan kemampuan dengan lebih terarah dan efektif.
Ketika mulai mendaki dan sedang mendaki sering sekali kita dihadapkan pada tonjolan atau celah yang berbeda-beda jarak jangkauannya. Usahakanjangan menjangkau terlalu jauh, sehingga berat badan masih tetap terkonsentrasi pada bidang tumpuan. Gerakan yang terlalu cepat dan tergesa-gesa bisa berbahaya. Ketangkasan bergerak adalah hasil latihan yang teratur dan terarah, bukan dari ketergesa-gesaan.
Dalam pergerakan menyilangkan kaki akan dapat menghilangkan keseimbangan, dan biasanya sulit dilakuakan. Penting sekali selalu bergerak dengan 3 bagian anggota badan tetap pada tumpuan sementara 1 anggota badan mencari tumpuan baru. Gerakan ini dikenal dengan gerakan “tiga satu”. Sebelum bertumpu pada suatu pegangan, hendaknya selalu dicoba atau diperiksa terlebih dahulu, apakah kuat atau tidak menahan badan.

C.   PEMBAGIAN PENDAKIAN BERDASARKAN PEMAKAIAN ALAT
1.    Free Climbing
Sesuai dengan namanya, pada free climbing alat pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan diri dapat ditingkatkan dengan adanya ketrampilan yang diperoleh dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang benar. Dengan latihan yang baik, otot-otot tangan dan kaki akan cukup kuat dan terlatih. Begitu pula dengan keseimbangan badan dan gerakan-gerakan, akan terlatih dengan sendirinya. Disamping itu kita dapat memperkirakan kemampuan kita dan memperhitungkan lintasan yang akan dilalui. Pada free climbing, peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman. Tali, carabiner, sling, chock, dan piton tetap dipakai, tetapi hanya berfungsi sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaannya, ia bergerak sambil memasang, jadi kalaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan oleh belayer.

2.    Free Soloing
Merupakan bagian dari free climbing, tetapi si pendaki benar-benar melakukannya degan segala risiko yang siap dihadapinya seorang diri. Dalam pergerakannya ia tidak memerlukan peralatan pengaman. Untuk melakuakan free soloing climbing, seorang pendaki harus benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan atau bentuk-bentuk pergerakan pada rute yang dilaluinya. Bahkan kadang-kadang ia harus menghapalkan dahulu segala gerakan, baik itu tumpuan atau pegangan. Sehingga biasanya orang akan melakukan free soloing climbing bila ia sudah pernah mendaki pada lintasan yang sama. Risiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang mampu dan benar-benar profesional yang akan melakukannya.



3.    Artificial Climbing
Adalah pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan, seperti paku tebing, bor, stirrup, dan lain-lainnya. Peralatan tersebut harus dipergunakan karena dalam pendakian sering sekali dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai, misalnya menghadapi medan yang blank (tanpa ada tonjolan atau tumpuan). Peralatan berfungsi sebagai pengaman dan juga untuk mendapatkan tunpuan, pendakian dilakuakan secara berkelompok, pembagian tugas jelas antara leader dan belayer. Peralatan dan metode yang digunakan dimulai dari yang paling sederhana dan tepat. Kemampuan untuk bergerak cepat dan aman bukan disebabkan oleh adanya peralatan yang supermodern, tetapi lebih pada penggunaan teknik yang baik.

D.   SISTEM PENDAKIAN
Himalayan Style; Sistem pendakian yang biasanyadengan rute yang panjang, sehingga untuk mencapai sasaran (puncak) diperlukan waktu yang lama. Sistem ini berkembang pada pendakian-pendakian ke Pegunungan Himalaya. Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan tempat-tempat peristirahatan (base camp, fly camp). Sehingga dengan berhasilnya satu orang dari seluruh tim, berarti pendakian ini sudah berhasil untuk seluruh tim.
Alpine Style;Sistem ini banyak dikembangkan di pegunungan Eropa. Pendakian ini mempunyai tujuan bahwa semua pendaki harus sampai di puncak dan baru pendakian dianggap berhasil. Sistem pendakian ini umumnya lebih cepat karenapara pendaki tidak perlu lagi kembali ke base camp (bila kemalaman bisa membuat fly camp baru, dan esoknya dilanjutkan kembali).

E.    TEKNIK TURUN/RAPPELING
Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing. Dikategorikan sebagai teknik yang sepenuhnya bergantung pada peralatan. Prinsip rappeling adalah sebagai berikut :
v  Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung.
v  Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak turun.
v  Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan turun.

1.    Macam-macam dan Variasi Teknik Rappeling
a.    Body Rappel; Menggunakan peralatan tali saja, yang dibelitkan sedemikian rupa pada badan. Pada teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali sehingga bagian badan yang bergesekan akan terasa panas.
b.    Brakebar Rappel; Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, tali dan brakebar. Modifikasi lain dari brakebar adalah descender (figure 8). Pemakaiannya hampir sama, dimana gaya gesek diberikan pada descender atau brakebar.
c.    Sling Rappel; Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, dan tali. Cara ini paling banyak dilakukan karena tidak memerlukan peralatan lain,dan dirasakan cukup aman. Jenis simpul yang dianjurkan adalah jenis Italian Hitch.
d.    Arm Rappel/Hesti; Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang badan. Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam.

Dalam rappeling, usahakan posisi badan selalu tegak lurus pada tebing, dan jangan terlalu cepat turun. Usahakan mengurangi sesedikit mungkin benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali. Sebelum memulai turun, hendaknya :
ü  Periksa dahulu anchornya.
ü  Pastikan bahwa tidak ada simpul pada tali yang dipergunakan.
ü  Sebelum sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan pastikan bahwa tali sampai ke bawah (ke tanah).
ü  Usahakan melakukan pengamatan sewaktu turun, ke atas dan ke bawah, sehingga apabila ada batu atau tanah jatuh kita dapat menghindarkannya, selain itu juga dapat melihat lintasan yang ada.
ü  Pastikan bahwa pakaian tidak akan tersangkut carabiner atau peralatan lainnya.

F.    PERALATAN PENDAKIAN
1)    Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh. Mengingat fungsi yang begitu penting, tali haruslah kuat. Kekuatan tali ini tergantung dari diameter (ukuran tali) dan pabrik pembuatnya. Dianjurkan, jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Panjang tali dalampendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan leader da belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10 – 11 mm, tetapi sekarang ada tali pendakian yang mempunyai kekuatan sama, yang berdiameter 9,8 mm. Untuk penggunaan double rope digunakan tali dengan diameter 8 – 9 mm. Ada dua macam tali pendakian, yaitu :
Static Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 2 – 5 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku. Umumnya berwarna putih atau hijau. Tali statik digunakan untuk rappeling.
Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5 – 15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna menyolok (merah, jingga, ungu). Pada penggunaannya, digunakan oleh pendaki pertama (leader) sebagai pengaman dan dipasang di pengaman-pengaman yang telah dipasang (chock,piton, dan sebagianya) dengan bantuan carabiner dan sling.
Perawatan tali adalah dengan menggantungkan atau disimpan di tempat kering. Bila basah, dikeringkan dengan diangin-anginkan, jangan terkena sinar matahari secara langsung. Apabila kotor, tali ini dapat dicuci dengan cara menggosok atau menyikat dengan sikat halus. Jangan sampai merusak mantelnya. Tali kernmantel masih dapat dipakai dalam pendakian apabila mantel pada tali masih utuh, sehingga bagian dalam masih terlindungi.
Hal yang berkaitan dengan tali pada pendakian adalah simpul. Simpul-simpul yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
ü  Mudah dibuat
ü  Cepat untuk dikuasai
ü  Aman (kuat) dan mudah untuk dibuka
Beberapa jenis simpul yang harus dikuasai :
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153027.jpg
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153034.jpg Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153037.jpg
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153040.jpg Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153044.jpg
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153048.jpgDescription: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153052.jpg
2)    Carabiner
Carabiner adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D dan mempunyai gate yang berfungsi sebagai peniti. Dibuat dari alumunium alloy dan mempunyai kekuatan bervariasi sesuai dengan desain pabrik pembuatnya. Biasanya kekuatan suatu carabiner tercantum pada alat tersebut. Ada dua jenis carabiner, yaitu :
a.    Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman)
b.    Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
Kekuatan carabiner terletak pada pen yang ada, sehingga jika pen suatu carabiner sudah longgar, sebaiknya jangan dipakai.
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153057.jpg
3)    Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain :
*      Sebagai penghubung.
*      Membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
*      Mengurangi gaya gesek/memperpanjang pointMengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153101.jpg
4)     Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan, terbuat dari alumunium alloy. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau untuk rappeling.
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153106.jpg
5)    Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat bantu untuk naik pada tali.
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153110.jpg

6)    Harnes/Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis harnes :
·         Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
·         Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.
Harnes ada yang dibuat dengan merangkai webbing atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153114.jpgDescription: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153117.jpg
7)    Sepatu
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153119.jpg Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153119.jpg
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
           i.       Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-celah.
Contohnya : EB, Dolomite.
          ii.       Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya Combat boot (sepatu tentara). Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.
8)    Anchor (Jangkar)
Anchor adalah alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada anchor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :
a.    Natural Anchor, bisa merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing, tonjolan – tonjolan batuan, dan sebagianya.
b.    Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-lain.
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153129.jpg








G.   PERALATAN-PERALATAN LAIN YANG MENDUKUKNG PENDAKIAN
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017152937.jpg Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017152941.jpg
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017152946.jpg Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017152949.jpg


H.   CLIMBING CALL (ABA-ABA PENDAKIAN)
Aba-aba pendakian digunakan agar ada kerja sama yang baik antara leader dengan belayer. Aba-aba pendakian meliputi :
1)    Climbing when you’re ready
2)    Climbing
3)    OK
4)    Take in
5)    Slack
6)    Rock
7)    Fall

I.      PROSEDUR PENDAKIAN
Tahapan-tahapan dalam suatu pendakian hendaknya dimulai dari langkah-langkah sebagai berikut :
-     Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dipakai.
-     Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
-     Untuk leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa agar mudah untuk diambil/memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas leader adalah membuka lintasan yang akandilalui oleh dirinya sendirir dan pendaki berikutnya.
-     Untuk belayer, memasang anchor dan merapikan alat-alat (tali yang akan dipakai). Tugas belayer adalah membantu leader dalam pergerakan dan mengamankan leader bila jatuh. Belayer harus selalu memperhatikan leader, baik aba-aba ataupun memperhatikan tali, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendur.
-     Bila belayer dan leader sudah siap memulai pendakian, segera memberi aba-aba pendakian.
-     Bila leader telah sampai pada ketinggian 1 pitch (tali habis), ia harus memasang anchor.
-     Leader yang sudah memasang anchor di atas selanjutnya berfungsi sebagai belayer, untuk mengamankan pendaki berikutnya.

















Pedoman Siswa Pecinta
Alam
Bagian 4
MEDIS

A.   Metode P3K Di Alam Bebas
Metode P3K Di Alam Bebas berikut ini adalah sebuah metode penanganan atau penanggulanganpertama pada satu gangguan ataupun kecelakaan yang biasa terjadi saat berkegiatan di alam bebas. Banyak yang sebenarnya mudah kita lakukan, tetapi jarang yang mau ataupun sigap dalam melakukan pertolongan pertama dan awal apabila ada rekan lain yang mengalami kecelakaan di alam terbuka.
Berikut Kasus - Kasus Kecelakaan Atau Gangguan Dalam Kegiatan Alam Terbuka.
1.    PINGSAN ( Syncope / collapse )
Yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh ), hiploglikemia, animea. Gejala : Perasaan limbung Pandangan berkunang - kunang· Telinga berdenging Nafas tidak teratur Muka pucat· Biji mata melebar Lemas Keringat dingin Menguap berlebihan Tak respon ( beberapa menit ) Denyut nadi lambat
Penanganan :
ü  Baringkan korban dalam posisi terlentang
ü  Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
ü  Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
ü  Beri udara segar
ü  Periksa kemungkinan cedera lain
ü  Selimuti korban
ü  Korban diistirahatkan beberapa saat
ü  Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi>> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan
2.    DEHIDRASI
Yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai denganelektrolit ( K, Na, Cl, Ca ). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan / banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala dan tanda Dehidrasi ringan Defisit cairan 5% dari berat badan Penderita merasa haus Denyut nadi lebih dari 90x / menit Dehidrasi sedang Defisit cairan antara 5 - 10% dari berat badan, Nadi lebih dari 90x / menit Nadi lemah Sangat haus, Dehidrasi berat, Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan, Hipotensi, Mata cekung, Nadi sangat lemah, sampai tak terasa, Kejang – kejang
Penanganan :
ü  Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
ü  mengganti elektrolit yang lemah
ü  Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
ü  Memberantas penyebabnya
ü  Rutinlah minum jangan tunggu haus.
3.    ASMA
Yaitu penyempitan / gangguan saluran pernafasan.Gejala· Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas, Canned be heard the voice of the additional breath (Kalengan menjadi terdengar suara dari nafas tambahan), Otot Bantu nafas terlihat menonjol ( dileher ), Irama nafas tidak teratur· Terjadinya perubahan warna kulit ( merah / pucat/ kebiruan / sianosis ), Kesadaran menurun ( gelisah / meracau )
Penanganan :
ü  Tenangkan korban
ü  Bawa ketempat yang luas dan sejuk
ü  Posisikan ½ duduk
ü  Atur nafas
ü  Beri oksigen ( bantu ) bila diperlukan
4.    PUSING / VERTIGO / NYERI KEPALA
Yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan,kelaparan, gangguan kesehatan dll.Gejala : Kepala terasa nyeri / berdenyut, Kehilangan keseimbangan tubuh, Lemas
Penanganan :
ü  Istirahatkan korban
ü  Beri minuman hangat
ü  beri obat bila perlu
ü  Tangani sesuai penyebab
5.    MAAG / MUAL
Yaitu gangguan lambung / saluran pencernaan.
Gejala : Perut terasa nyeri / mual, Berkeringat dingin, Lemas
Penanganan :
ü  Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
ü  Beri minuman hangat ( teh / kopi )
ü  Jangan beri makan terlalu cepat
6.    LEMAH JANTUNG
Yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala : Nyeri di dada, Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk, Kadang sampai tidak merespon terhadap suara, Denyut nadi tak teraba / lemah, Gangguan nafas, Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung, Kepala terasa ringan, Lemas, Kulit berubah pucat / kebiruan, Keringat berlebihanTidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung, Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.
Penanganan :
ü  Tenangkan korban
ü  Istirahatkan
ü  Posisi ½ duduk
ü  Buka jalan pernafasan dan atur nafas
ü  Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
ü  Jangan beri makan / minum terlebih dahulu
ü  Jangan biarkan korban sendirian ( harus ada orang lain didekatnya )
7.    HISTERIA
Yaitu sikap berlebih - lebihan yang dibuat - buat ( berteriak, berguling - guling ) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala : Seolah - olah hilang kesadaran, Sikapnya berlebihan ( meraung - raung, berguling - guling di tanah ), Tidak dapat bergerak / berjalan tanpa sebab yang jelas.
Penanganan :
ü  Tenangkan korban
ü  Pisahkan dari keramaian
ü  Letakkan di tempat yang tenang
ü  Awasi


8.    MIMISAN
Yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim ( terlalu panas / terlalu dingin )/ kelelahan / benturan.
Gejala : Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri, Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah, Kadang disertai pusing.
Penanganan :
ü  Bawa korban ke tempat sejuk / nyaman
ü  Tenangkan korban
ü  Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
ü  Diminta bernafas lewat mulut
ü  Bersihkan hidung luar dari darah
ü  Buka setiap 5 / 10 menit.
ü  Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
9.    KRAM
Yaitu otot yang mengejang / kontraksi berlebihan.
Gejala : Nyeri pada otot, Kadang disertai bengkak
Penanganan :
ü  Istirahatkan
ü  Posisi nyaman
ü  Relaksasi
ü  Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

10.  MEMAR
Yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala : Warna kebiruan / merah pada kulit, Nyeri jika di tekan, Kadang disertai bengkak.
Penanganan :
ü  Kompres dingin
ü  Balut tekan
ü  Tinggikan bagian luka
11.  KESELEO
Yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala : Bengkak, Nyeri bila tekan, Kebiruan / merah pada derah luka, Sendi terkunci, Ada perubahan bentuk pada sendi.
Penanganan :
ü  Korban diposisikan nyaman
ü  Kompres es / dingin
ü  Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
ü  Tinggikan bagian tubuh yang luka
12.  LUKA
Yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba - tiba karena kekerasan / injury.
Gejala : Terbukanya kulit, Pendarahan, Rasa nyeri.
Penanganan :
ü  Bersihkan luka dengan antiseptic ( alcohol / boorwater )
ü  Tutup luka dengan kasa steril / plester
ü  Balut tekan ( jika pendarahannya besar )
ü  Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada, Keluarkan tanpa menyinggung luka, Kasa / balut steril ( jangan dengan kapas atau kain berbulu ) Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
13.  PENDARAHAN
Yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja.
Penghentian darah dengan cara :
a.    Tenaga / mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
b.    Fisika : Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan, Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
c.    Kimia : Obat – obatan
d.    Biokimia : vitamin K
e.    Elektrik : diahermik

14.  PATAH TULANG / FRAKTUR
Yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian.
Gejala : Perubahan bentuk, Nyeri bila ditekan dan kaku, Bengkak, Terdengar / terasa ( korban ) derikan tulang yang retak/patah, Ada memar ( jika tertutup ), Terjadi pendarahan ( jika terbuka ) Jenisnya, Terbuka ( terlihat jaringan luka )  Tertutup.
Penanganan :
ü  Tenangkan korban jika sadar
ü  Untuk patah tulang tertutup
-       Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang lukabisa digerakan/diangkat)Sensasi ( respon nyeri )Sirkulasi ( peredaran darah )
-       Ukur bidai disisi yang sehat
-       Pasang kain pengikat bidai melalui sela - sela tubuh bawah
-       Pasang bantalan didaerah patah tulang
-       Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
-       Ikat bidai
-       Periksa GSS
ü  Untuk patah tulang terbuka
-       Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
-       Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
-       Ikat dengan ikatan V
-       Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
v  Tujuan Pembidaian
-       Mencegah pergeseran tulang yang patah
-       memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
-       mengurangi rasa sakit
-       Mempercepat penyembuhan
15.  LUKA BAKAR
Yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda - benda yang menghasilkan panas ( api, air panas, listrik, atau zat - zat yang bersifat membakar)
Penanganan :
ü  Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen.
ü  Perhatikan keadaan umum penderita
ü  Pendinginan, Membuka pakaian penderita / korban.
ü  Merendam dalam air atau air mengalir selama 20atau 30 menit.
ü  Untuk daerah wajah, cukup dikompres air, Mencegah infeksi Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka Penderita dikerudungi kain putih Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll
ü  Pemberian sedative / morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
ü  Bila luka bakar luas penderita dikuasakan
ü  Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24 - 48 jam pertama dengan pengawasan ketat selamaperjalanan.
ü  Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.
16.  HIPOTERMIA
Yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin.
Gejala : Menggigil / gemetar, Perasaan melayang, Nafas cepat, nadi lambat, Pandangan terganggu, Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Penanganan :
ü  Bawa korban ketempat hangat
ü  Jaga jalan nafas tetap lancar
ü  Beri minuman hangat dan selimut
ü  Jaga agar tetap sadar
ü  Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak ( jika masih kedinginan )
17.  KERACUNAN MAKANAN DAN MINUMAN
Gejala : Mual, muntah, Keringat dingin, Wajah pucat / kebiruan.
Penanganan :
ü  Bawa ke tempat teduh dan segar
ü  Korban diminta muntah
ü  Diberi norit4. Istirahatkan
ü  Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
18.  GIGITAN BINATANG
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatuyang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa ( beracun ) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah: Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik, Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut.
Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya: Gigitan UlarTidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita / korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa / racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
                 I.     Hematotoksin ( keracunan dalam )
               II.     Neurotoksin ( bisa / racun menyerang sistem saraf )
              III.     Histaminik ( bisa menyebabkan alergi pada korban )
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukarbernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata - rata penderita biasanya takut mati.Penanganan untuk Pertolongan Pertama:
1.      Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2.      Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
3.      Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap15 menit selama + 30 detiko Letakkan daerah gigitan dari tubuho Berikan kompres eso Usahakan penderita setenang mungkin bila perludiberikan petidine 50 mg / im untuk menghilangkan rasa nyeri
4.      Perawatan luka Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panaso Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan ( selama tidak ada luka di mulut ).
5.      Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa ( antifenin )
6.      Perbaikan sirkulasi daraho Kopi pahit pekato Kafein nabenzoat 0,5 gr im /ivo Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
7.      Obat - obatan laino Atso Toksoid tetanus 1 mlo Antibiotic misalnya: PS 4:1Gigitan Lipan Ciri – ciri :
a.    Ada sepasang luka bekas gigitan
b.    Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4 -5 jam
Penanganan :
ü  Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
ü  Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke.

Pedoman Siswa Pecinta
Alam
Bagian 5
BIVAK & PERBEKALAN

A.   Rumah Sementara Di Alam Bebas
Rumah Sementara Di Alam Bebas adalah Bivak. Sekilas pandang memang sederhana dan berkesan apa adanya. Tetapi membuat bivak menjadi penting untuk hal - hal darurat. Walaupun untuk masa sekarang,peranan bivak kalah dengan penggantinya, yakni Tenda Dome. Tetapi menjadi penting apabila suatu saat kita tidak membawa peralatan tidur dantenda.
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan ketika kita memutuskan untuk membuat bivak, yaitu jangan sekali - kali membuat bivak pada daerah yang berpotensi banjir pada waktu hujan. Di atas bivak hendaknya tak ada pohon atau cabang yang mati atau busuk. Ini bisa berbahaya kalau runtuh. Juga jangan di bawah pohon kelapa karenajatuhnya kelapa bisa saja terjadi tiba - tiba.
Di daerah tempat kita akan mendirikan bivak hendaknya bukan merupakan sarang nyamuk atau serangga lainnya. Kita juga perlu perhatikan bahan pembuat bivak. Usahakan bivak terbuat dari bahan yang kuat dan pembuatannya baik, sebab semuanya akan menentukan kenyamanan.
Bahan dasar untuk membuat bivak bisa bermacam - macam. Ada yang dibuat dari ponco ( jas hujan plastik ), lembaran kain plastik atau memanfaatkan bahan - bahan alami, seperti daun - daunan, ijuk, rumbia, daun palem, dan lainnya. Tapi yang paling penting, kesemua bahan dasar tadi sanggup bertahan ketika menghadapi serangan angin, hujan atau panas.
Selain bahan yang bermacam - macam, bentuk bivak pun amat beragam. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan. Tak harus berbentuk kerucut atau kubus, modelnya bisa apa saja. Ini amat bergantung pada kreativitas kita sendiri. Membuat bivak merupakan seni tersendiri karena kreasi dan seni seseorang bisa dicurahkan pada hasilnya. Sebagai contoh, o­ne man bivak. Pembuatannya dengan menancapkan kayu cagak sebagai tiang pokok yang tingginya sekitar 1,5 meter. Letakkan di atasnya sebatang kayu yang panjangnya kira - kira dua meter. Ujungnya diikat kuat yang biasanya memakai patok. Lalu sandarkan potongan kayu yang lebih kecil di atasnya, yang berfungsi untuk menahan dedaunan yang akan jadi atap ”rumah” kita.
Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang - lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua, sebaiknya kita bisa memastikan tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tidak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya. o­ne man bivak Kita juga bisa memanfaatkan tanah berlubang atau tanah yang rendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang berlubang ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas penggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan tempat - tempat tersebut tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin bertiup kita bisa membuat dinding pembatas dari bahan - bahan alami. Selain menahan angin, dinding ini bertugas untuk menahan angin untuk tidak meniup api unggun yang dibuat di muka pintu masuk.

B.   Tips Membuat Tenda
Tips Membuat Tenda layak kita ketahui. Tidak hanya bagi para petualang rimba belantara dan tingginya gunung, tetapi juga bisa diterapkan bagi yang menyukai berkemah / membuka tenda dalam berwisata di alam bebas. Walaupun kita tahu bahwa tenda dome di masa sekarang telah dibuat semaksimal mungkin untuk meminimalisir aneka bahaya di alam terbuka.

1.    PILIH LOKASI YANG TEPAT
Carilah tempat terbuka seperti lapangan untuk mendirikan tenda. Hal ini penting untuk Anda bisa melihat sekeliling dan menerima sinar Matahari pagi keesokan harinya. Akan lebih baik jika Anda menemukan lokasi yang dekat dengan air mengalir seperti sungai, untuk memenuhi kebutuhan air selama camping. Dengan dataran terbuka yang cukup luas, Anda juga bisa membuatapi unggun tak jauh dari tenda.

2.    PERHATIKAN KONTUR DAN KONDISI DATARAN
Bagi yang menggunakantenda berpasak atau tenda Pramuka, Anda tak mungkin membangun tenda di tanah yang gembur, becek, atau bahkan terlalu keras. Tanah yang terlalu keras membuat patok yang ditancapkan tak bisa masuk jauh ke dalam tanah.Pilihlah tempat berkemah di tanah yang tak terlalukeras, namun cukup untuk patoknya menancap dengan kuat.

3.    DIRIKAN TENDA SEBELUM HARI GELAP
Membangun tenda membutuhkan ketelitian karena beberapa bagiannya cenderung tajam. Oleh karena itu, Anda sebaiknya mulai membangun tenda sebelum hari beranjak gelap sekitar pukul 18.00. Membangun tenda ketika gelap bisa berakibat fatal, termasuk kecelakaan.

4.    PILIH LOKASI TEPAT UNTUK MEMBUAT API UNGGUN
Tenda dan barang - barang Anda harus berada minimal 3 meter jauhnya dari api unggun. Semua barang harus dijauhkan dariapi unggun,termasuk minyak, spiritus, atau bahan - bahan mudah terbakar lainnya. Jangan lupa untuk membuat api unggun di tanah yang cenderung kering. Jangan lupa juga, matikan api unggun dengan benar sebelum meninggalkan area perkemahan.

5.    WASPADA DENGAN HEWAN LIAR
Baik itu serangga maupun hewan berbahaya seperti ular, bisa saja masuk ke dalam tenda. Triknya, ambillah segenggam garam lalu taburkan di sekitar tenda untuk menghindari hewan melata. Jika terdengar suara binatang buas, Anda bisa mengarahkan senter ke arah datangnya suara tersebut untuk mengusirnya. Jangan tinggalkan bekas makanan, minuman, atau sampah lain di luar tenda. Jika ingin terhindar dari serangga, jangan gunakan parfum atau wewangian pada kulit maupun pakaian.

C.   Tips Bila Kehabisan Bekal Air Dalam Petualangan
Kehabisan bekal air dalam petualangan adalah hal yang cukup membahayakan, karena apabila air habis, otomatis rasa haus menghantui dan badan akan mudah lelah serta lemas. Dehidrasi dalam perjalanan petualangan wajib kita hindari, agar tidak menimbulkan dampak yang tidak kita inginkan. Sebaiknya kuatkan hati agar tidak boros dalam pemakaian bekal air kita. Ingat, yang utama hindari boros penggunaan air untuk hal apapun, apalagi saat berada di tengah alam terbuka, semisal pendakian gunung. Rasanya tidak perlu kita Creambath atau Facialsaat pendakian gunung! Bila sudah kehabisan persediaan air, lakukan langkah - langkah sebagai berikut:
1.      Periksa peta Anda untuk biru berlekuk - lekuk yaitu tanda - sungai dan anak sungai.
2.      Pencarian di bawah permukaan kerikil dan sungai kering.Gali sepanjang tepi luar darikurva tajam, atau cerukan di dalam, di mana air pernah lebih dalam, dan sepanjang dasartebing. Anda mungkin menemukan kelembaban.
3.      Carilah pohon dan semak - semak gumpalan besar. Hal ini menunjukkan rembesan terdekat atau di bawahnya. Jika Anda menemukanpasir lembab, terus menggali. Atau pohon di bagian barat / membelakangi Matahari terbit menunjukkan air yaitu padalumut yang tebal, Kaktus yang dengan bantalan besar sebagai daunnya. Atau padapohon rotan, pohon pisang hutan, pohon bambu, pohon beringindan pohon besar lainnya
4.      Sebuah lembah ngarai dalam panjang sering dibentuk oleh air, sehingga air di ada di sana.
5.      Selembar plastik atau kain untuk menampung embun di malam hari atau hujan atau untuk membungkus daun pohon yang mengalamiphotosintesis di malam hari.
Jangan panik dan kita harus bisa mengetahui air dalam survival Air. Survival Air adalah hal penting di dalam suatu survival, bila kita kekurangan air, maka ancaman dehidrasi ataukekurangan cairan. Kita bisa bertahan hidup selama kurang lebih 20 hari tanpa makanan, tetapi bila tanpa air, kita hanya bisa bertahan kurang lebih selama 5 hari saja.
v  PENCARIAN AIR
1)    Pada tanah berbatu . Cari mata air pada daerah karst. Dari saluran air pada dinding lembah yang memotong lapisan berpori. Pada daerah granit cari pinggir bukit berumput paling hijau.
2)    Pada tanah gembur . Cari pada daerah lembah atau lereng. Kadang terdapat genangan kecil, air harus disterilkan.
3)    Di pegunungan . Di gali bekas aliran sungai pada kelokan sebelah luar. Pada hutan lumut, ambil lumut lalu peras.
4)    Dari tumbuh - tumbuhan.Tumbuhan beruas - ruas : rotan dan keluarganya Tumbuhan merambat : lumut and keluarganya Tumbuhan khusus : kantong semar.
5)    Menampung embun.
6)    Tidak berwarna,berbau dan berasa misal : air mata air, danau, hujan, sungai
7)    Jejak binatang menyusui dapat menunjukkan lokasi mata air.
v  PENJERNIHAN AIR
Supaya air menjadi "palatable water" tahap - tahapnya :
1)    Sendimentasi, Yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri ataudicampur AlOH.
2)    Koagulasi, Yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahanalkali sama dengan FCl2, NH4. non alkali sama dengan Na2SO4.
3)    Filtrasi, Yaitu untuk menjernihkan air dengan pasir atau saringan diatomis.
4)    Sterilisasi, Yaitu untuk membunuh organisme penyebab penyakit, cara :- Delapan tetes yodium tinetur 2,5%/liter air selama 10 menit- KMnO4 ( kalium permanganate )- Tablet halozone ( untuk penjernih air )- Dicampur serbuk biji kelor 200mg / liter lalu diendapkan selama ½ jam.
5)    Untuk penghilang bau, warna, racun, adalh dengan karbon aktif seperti : norit, aqua nuchar, hidro darco.
v  SUMBER AIR
1)    Air yang tidak perlu dimurnikan ( palatable water )- Air bron / mata air- Air sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan, mata air- Air dari tanaman : *kelapa, kaktus dipotong, diperas* Liana / rotan dengan memotong dekat tanah ditampung* Palmae diambil niranya* Ruas bambu, bonggol pisang, lumut- Air tampungan dari embun
2)    Air yang dimurnikan -Air berlumpur- Air yang tidak memenuhi syarat fisik.


Pedoman Siswa Pecinta
Alam
Bagian 6
CAVING

CAVING (SUSUR GOA)
Caving berasal dari kata cave yang artinya goa. Goa adalah lorong di dalam perut bumi yang terbentuk secara alami yang bisa di lalui oleh manusia. Sejarah penelusuran goa yaitu di mulai oleh seorang yang bernama LUIS MARCELLES pada tanggal 15 Juli 1780. ia menuruni goa vertical.
Sejarah penelusuran goa di Indonesia di mulai dari sejak tahun1980 di Bogor oleh Persatuan Speleology Dan Caving Indonesia.
Goa di kelompokkan berdasarkan bentuknya. Jenis-Jenis Goa Dari Bentuknya adalah sebagai berikut :
1.    Goa vertical
2.    Goa horizontal

Goa Dari Cara Pembentukannya yaitu :
a.    Goa lava, yaitu goa yang terbentuk dari letusan gunung berapi
b.    Goa vulkanik yaitu goa yang terbentuk dari suatu gempa
c.    Goa batu gamping yatu goa yang terbentuk dari lempengan batuan batu gamping
d.    Goa litoral yaitu goa yang terbentuk dari hawa panas suatu gunung yang mengikis perut bumi sehingga terbentuk suatu lorong.

Di dalam goa biasanya terdapat aroganit atau cristal. Berikut adalah jenis kristal yang terdapat di dalam Goa :
1)    Flow stone terdapat di dinding goa
2)    Gours
3)    Marble seperti mutiara kecil di atas bebatuan
4)    Stalaktit pyramid terbalik yang berada dia atap goa
5)    Stalakmid berbentuk seperti pyramid di dalam goa
6)    Straw berbentuk kecil di atap atap goa
7)    Stylalite= garis atau
8)    Pearl =mutiara batu
9)    Quartains =berbentuk seperti horden di dalamgoa
10) Pilar =yaitu pertemuan antara stalaktit dan stalakmid yang sudah berukuran besar
11) Risiston pool.

Etika Penulusuran Goa :
ü  Dilarang mengambil sesuatu kecuali gambar
ü  Dilarang membunuh sesuatu kecuali waktu
ü  Dilarang meninggalkan sesuatu kecuali jejak kaki

Pedoman Siswa Pecinta
Alam
Bagian 7
TALI-TEMALI

Tali bagi para pecinta alam yaitu suatu alat yang sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan dan tali dianggap sebagia suatu alat yang sangat vital dalam dunia pecinta alam dan dapat berakibat vatal bila salah dalam menjaga maupun merawatnya. Tali ada beberapa jenis antara lain :

1.    Tali Caramantel Dinamis yaitu lentur dan daya renggang 30%bisa digunakan untuk climbing·        Statis yaitu kurang lentur dan daya rengganghanya 15 % bisa digunakan untuk refling .
2.    Tali Perusik
3.    Tali Webbing.

Simpul – Simpul Dalam Pecinta Alam :
1)    Simpul overhand
2)    Simpul double overhand.
3)    Simpul overhand luph
4)    Simpul figure of eight
5)    Simpul double figure of eight
6)    Simpul bowline knot
7)    Simpul fisherman knot (simpul nelayan)
8)    Simpul double fisherman knot
9)    Simpul high waiman hitc
10) Simpul tape luph
11) Simpul perusik knot (simpul anyam)
12) Simpul munter hitc
13) Simpul butterfly knot
14) Simpul ring bend (simpul pita)
Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153048.jpgDescription: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153044.jpgDescription: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153040.jpgDescription: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153037.jpgDescription: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153034.jpg                      Description: D:\Byrwan Dokumen\Byrwan\01SISPALA\MATERI SISPALA\GAMBAR\20151017153052.jpg

Pedoman Siswa Pecinta
Alam
Bagian 8
KONSERVASI

A.   PENGERTIAN KONSERVASI
-       Konservasi : lstilah payung untuk kegiatan/ aktivitas pengelolaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang didasarkan pada 3 prinsip, yaitu perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan.
-       Sumber daya alam hayati : Unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas Keaneka ragaman dan nilainya.
-       Konservasi Sumber daya Alam Hayati : Pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memeliharadan meningkatkan kualitas Keaneka ragaman dan nilainya.
-       Flora: Semua jenis Sumber daya alam nabati, baikyang hidup di darat maupn di air.
-       Fauna: Semua jenis Sumber daya alam hewani yang hidup di darat dan atau di air dan atau di udara.
-       Habitat adalah lingkungan tempat tumbuh atau satwa dapat hidup dan berkembang secara alami.
-       Ekosistem : Suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik Jenis-jenis makhluk hidup) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, tanah) serta kimia (keasaman, salinitas,) yang saling berinteraksi satusama lainnya.

B.   TUJUAN KONSERVASI
1.    Untuk mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagikesejahteraan rakyat;
2.    Meningkatkan ekosisternnya pemanfaatan dengan tetap potensi sumber memperhatikan daya alamdan kelestarian fungsi, keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal ;
3.    Terkendalinya populasi satwa dan tumbul1an liar,bailk di dalam maupun di luar kawasan.

C.   KEANEKA RAGAMAN HAYATI
Ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam variasi bentuk penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuatan makhluk, yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis, dan tingkatan genehka.
1)    Keaneka ragaman Ekosistem
Keaneka ragaman yang terjadi pada tingkat ekosistem/ variasi ekosistem. Terjadi karena ekosistemterdiri atas perpaduan berbagai jenis dan faktor-faktor fisik dan kimia yang beranekaragamKeaneka ragaman ekosistem dibagi me:njadi empat jenis, yaitu :
a)    Kelompok ekosistem Bahari
Kelompok ekosistem bahari dibedakan atas perairan dalam, perairan dangkal atau ekosistem litoral dandaerah pasang surut..
b)    Kelompok Ekosistem darat Alami
Di Indonesia terdapat 3 bentuk vegetasi utama, yaitu vegetasi pamah, vegetasi pegunungan, dan vegetasi monsun.
c)    Kelompok Ekosistem Suksesi
Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang berkembang setelah terjadi perusakan terhadap ekosistem alami yang terjadi karena perishwa alami maupun karena kegiatan manusia atau bila ekosistem buatan tidak dirawat lagi dan dibiarkan berkembang sendiri menurut kondisi alam setempat.
d)    Kelompok Ekosistem Buatan
Hutan, tanaman dan bendungan adalah salah satu contoh ekosistem buatan.
2)    Keaneka ragaman Jenis/Spesies
Jenis terbentuk oleh kesesuaian kandungan genetika yang mengatur sifat-sifat kebaikannya dengan lingkungan tempat hidupnya, karena lingkungan tempat hidup jenis itu beraneka ragam, jenis yang dihasilkannya pasti akan beranekaragam juga.
3)    Keaneka ragaman Genetika
Variasi genetik di dalam setiap spesies, yang mencakup aspek biokimia, struktur dan sifat organisme yang ditunjukan secara fisik dari induknya, dan dibentuk dari DNA, berbentuk molekul-molekul panjang yang terdapat pada harnpir semua sel.

D.   KATEGORI KONSERVASI DAN SPESIES
International Union Conservation Of Nature and Natural Resources (IUCN), pada tahun 1994 telah menetapkan 8 (delapan) kategori konservasi, hal ini sebagai upaya untuk melindungi spesies yang terancam keberadaannya. Dengan sistem klasifikasi ini dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi status keberadaan atau kemelimpahan relatif spesies. Ke delapan kategori konservasi tersebut adalah :
1.    Punah (extinct), spesies satwa/ tumbuhan yang sudah tidak ditemukan lagi dialam;
2.    Punah di alam (ntinct in the wild), bila hanya ditemukan di luar habitat aslinya;
3.    Kritis (critically endangered), bila menghadapi resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam dalamwaktu dekat;
4.    Genting (endangered), bila tidak tergolong kritis naInun mempunyai resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam;
5.    Rentan (vulnerable), bila tidak tergolong kritis dan genting namun mempunyai resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam.
ncintai alam sebagai anugerah TuhanYang Maha Esa.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 9Pedoman SiswaPecintaAlamBagian 2MATERI DIKLAT SISPALAA. PENDAKI PEMULABagi Pendaki Pemula yang ingin mendaki tingginya gunungyang kebanyakan di awali dengan coba - coba karena pengaruhteman atau juga agar lebih dipandang hebat!Memang, kegiatan petualangan, khususnya pendakiangunung pasti di awali dengan mencoba dan berpredikat pendakipemula, tetapi setelahnya semoga bisa menjadi pendaki yangkonservatif serta pendaki profesional. Dan berikut ini sedikitsaran bagi pendaki pemula dan juga untuk menambahpengetahuan dengan hal sederhana bagi pendaki profesionalsekalipun. Karena tidak bisa kita pungkiri, sekarang ini gunungbukan lagi tempat sulit untuk dikunjungi. Sudah banyak orangyang memilih gunung sebagai tujuan liburan. Tapi, tidak semuaorang tahu hal - hal apa saja yang boleh dan tidak bolehdilakukan ketika naik gunung.Berikut adalah tips dan perlengkapan dasar untuk mendakigunug :Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 101. SEPATUKebanyakan para pemula memakai sandal gunungketika mendaki. Padahal, untuk mendaki gunung perlumenggunakan sepatu yang tertutup rapat agar kakiterlindungi dari hal - hal yang tidak diinginkan saat pendakian,seperti tergores kayu atau yang paling sering terjadi terhisaplintah. Jenis sepatu olahraga atau boots bisa menjadi pilihan.2. GUNAKAN KAOSSaat mendaki gunung, ada baiknya Anda memakai bajuberbahan kaos yang bisa menyerapkeringat dan berwarnaterang. Kaos yang terang membantu Anda terhindar darinyamuk dan membuat Anda lebih mudah dilihat oleh rekansependakian.3. SENTERPencahayaan di gunung sangat minim, oleh karena itupenting bagi Anda untuk membawa senter. Lebih baik jikaAnda membawaheadlamp atau senteryang bisa dipakai dikepala untuk mempermudah pergerakan.4. BAWALAH BARANG YANG PENTING SAJAUsahakan jangan membawa lebih dari satu tas. Pilihlahbarang apa saja yang penting untuk dibawa ketika naikPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 11gunung. Membawa barang yang belum tentu digunakandigunung, hanya akan menambah beban tas dan bisamenghambat pendakian, misalnyaboneka Doraemon segedegaban, tikar, ranjang, televisi 21 inch!5. BAWALAH PAKAIAN SECUKUPNYAKetika naik gunung, bawalah pakaian yang pastidiperlukan, seperti pakaian ganti, jaket, kaos kaki, dan jashujan. Pakaian ganti yang dibawa jumlahnya disesuaikandengan lama waktu kita berada di gunung, agar tidakmemberatkan tas. Dan sebaiknya jangan membawapakaianberikut lemarinya.6. GUNAKAN ANTI NYAMUKNyamuk adalah binatang yang kosmopolit, bisaditemukan dimana saja, termasuk gunung. Di gunung,nyamuknya berukuran besar - besar dan sangat sakit ketikamenghisap darah. Untuk menghindari itu, Anda bisamenggunakan obat anti nyamuk oleh ke seluruh tubuh. Makaperjalanan Anda pun akan tenang tanpa harus takut di hisapnyamuk. Biasanya nyamuk hutan hanya satu, tetapitemannya yang banyak.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 127. JANGAN MEMAKAI PARFUMPenting untuk diketahui para pendaki,janganmenggunakan parfum selama mendaki hingga turun gunung.Parfum bisa mengundang serangga - serangga yang ada disekitar gunung mendekat dan mengikuti kemana saja Andapergi. Sangat menganggu!8. ALAT MASAKAlat masak memang diperlukan untuk menyiapkanmakanan selama di gunung. Tapi, Anda tidak perlumembawa alat masak yang besar seperti rak piring,penggorengan dan alat masak yang merepotan dalamperjalanan. Cukup membawa alat masak yang praktismisalnya kompor portable agar tidak merepotkan selamaberada di gunung.B. NAVIGASI DASARSebagai orang yang dekat dengan alam, pengetahuanmengenai peta, kompas serta penggunaannya mutlak harusdimiliki. Perjalanan ketempat-tempat jauh dan tidak dikenal akanlebihmudah. Pengetahuan bernavigasi darat ini juga bergunabila suatu saat tenaga kita diperlukan untuk usaha-usahapencarian dan penyelamatan korban kecelakaan arau tersesatdigunung dan hutan, serta bencana alam. Navigasi darat adalahPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 13penentuan posisi dan arah perjalanan baik dimedan sebenarnyamaupun dipeta. Oleh sebab itu, pemahaman kompas dan petaserta teknik penggunaannya harus dipahami.1. PetaSecara umum, peta dinyatakan sebagai penggambaran duadimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruhpermukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil ataudiperbesar dengan perbandingan tertentu. Peta sendirikemudian berkembang sesuai kebutuhan dan penggunaannya.Untuk keperluan navigasi darat, umumnya dipakai PetaTopografi. Peta Topografi (Rupabumi) Kata topografi berasaldari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yangberarti gambar.(Gambar Peta)Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaanbumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadiPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 14bentuk-bentuk garis kontur. Satu garis kontur mewakili satuketinggian. Pada peta topografi disertakan pula berbagaiketerangan yang akan membantu mengetahui secara lebih jauhmengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan.a. Judul PetaJudul peta terdapat pada bagian atastengah peta. Judulpeta penyatakan lokasi yang ditunjukan oleh peta yangbersangkutan. Lokasi berbeda maka judul berbeda pula.b. Nomor PetaNomor peta biasanya dicantumkan disebelah kananatas peta. Selain sebagai nomor registrasi dari badanpembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk bila kitamemerlukan daerah laindisekitar daerah yang dipetakan.Biasanya bagian bawah disertakan juga indeks nomor yangdicantumkam nomor-nomor peta yang ada disekeliling petatersebut.c. Koordinat PetaKoordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta.Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu,yaitu garis yang saling berpotongantegak lurus. Sistemkoordinat yag resmi dipakai ada dua, yaitu :Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 151) Koordinat Geografis (geographical Coordinate); Sumbuyang digunakan adalah garis bujur (Bujur Barat dan BujurTimur) yang tegak lurus dengan khatulistiwa, dan garislintag (Lintang Selatan dan Lintang Timur) yang sejajardengan khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakandalam satuan derajat, menit, dan detik.2) Koordinat Grid (grid Coordinate atau UTM); Dalamkoordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalamukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayahIndonesia, titik acuan nol ini terletakdisebelah BaratJakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urutdari Selatan ke Utara, sedangkan garis horizontal diberinomor urut dari Barat ke Timur.Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4 angkauntuk daerah yang luas atau 6 angka untuk daerah yanglebih sempit.d. KonturKontur adalah garis khayal yang menghubungkan titiktitik sama dari muka laut.e. Skala PetaSkala peta adalah perbandingan antara jarak pada petadengan jarak horizontal pada lapangan.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 161) Skala AngkaContoh :1 : 25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m)jarak horizontal di medan sebenarnya.1 : 50.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 50.000 cm (500 m)jarak horizontal di medan sebenarnya2) Skala GarisContoh :f. Tahun PetaPeta topografi juga memuat keterangan tentang tahunpembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun bembuatanya,maka data yang disajikan akan semakin akurat.g. Arah PetaYang perlu diperhatikan adalah arah Utara peta. Carapaling mudah yaitu dengan memperhatikan arah huruf-hurufPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 17tulisan yang ada pada peta. Arah tulisan adalah arah Utarapeta. Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapatpetunjuk arah Utara peta, arah sebenarnya, dan utaramagnetis. Untara sebenarnya menunjukan arah utara kutubbumi. Kutub utara megnetis menunjukan Kutub Utaramagnetis bumi. Kutub utara magnetis bumi terletak tidakbertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utaraKanada, di Jasirah Boothia. Karena pengaruh rotasi bumi,letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ketahun.Utara magnetis adalah utara yang ditunjukan oleh jarummagnetis kompas. Untuk keperluan praktis utara peta, utarasebenarnya dan utara magnetis dapat dianggap sama.Untuk keperluan yang lebih teliti, perlu dipertimbangkanadanya Ikhtilap peta, Ikhtilap magnetis, Ikhtilap peta magnetisdan variasi magnetis.Ikhtilap Peta; Adalah beda sudut antara Utarasebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena perataanjarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinatvertikal yang digambarkanpada peta.Ikhtilap Magnetis; Adalah beda sudut antara utarasebenarnya dengan utara magnetis.Ikhtilap Peta Magnetis; Adalah beda sudut antara utarapeta dengan utara magnetis bumi.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 18Variasi Magnetik; Adalah perubahan/pergeseran letakkutub magnetic bumi pertahunh. Legenda PetaLegenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta.Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada petatersebut. Yang penting diketahui : triangulasi, jalan setapak,jalan raya, sungai, desa dan pemukiman, dll.2. Membaca Petaa. Sifat-sifat Garis KonturYang terpenting dalam bernavigasi adalah kemampuanmenginterpretasikan peta, yaitu kemampuan membacapeta dan membayangkan keadaan medan sebenarnya.Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa sifat gariskontur, sebagai berikut :- Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalumengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali biladisebutkan khusus hal-hal tertentu serta kawah.- Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 19- Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetapwalaupun kerapan kedua garis berubah.- Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang, sedangkandaerah terjal/curam mempunyai kontur rapat.b. Ketinggian TempatMenentukan ketinggian suatu tempat dapat dilakukandengan cara : lihat interval kontur peta, lalu hitungketinggian tempat yang ingin diketahui. Memang adaketentuan umum : interval komtur = 1/2000 skala peta,tetapi itu tidak selalu benar. Beberapa Topografi keluaranDirektorat Geologi Bandung aslinya berskala 1 : 50.000(interval kontur 25 m) kemudian diperbesar menjadi skala1 : 25.000 dengan interval kontur tetap 25m.Dalam operasi SAR digunung hutan misalnya, seringpeta diperbesar dengan cara diphoto copy. Untuk ituinterval kontur harus tetap ditulis. Peta keluaranBokosurtanal (1 : 50.000) membuat kontur tebal untuk tiapkelipatan 250 m (kontur tebal untuk ketinggian 750, 1000,1250 m, dst) atausetiap selang 10 kontur. Seri petakeluaran AMS (skala 1 : 50.000) membuat garis konturuntuk setiap kelipatan 100 m (missal 100, 200, 300 m, dst).Peta keluaran Diktorat Geologi Bandung tidak seragamPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 20untuk penentuan garis konturnya. Jadi tidak ada ketentuankhusus dan seragam untuk menentukan garis kontur tebal.Bila ketinggian kontur tidak dicamtumkan, makaharus dihitung dengan cara : Cari 2 titik berdekatan yangharga ketinggiannya tercantum.Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut.Hitung berapa kontur yang terdapat antara keduanya(jangan menghitung kontur yang sama harganya bilakedua titik terpisah oleh lembah). Dengan mengetahuiselisih ketinggian dua titik tersebut dan jumlah kontur yangterdapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harusmerupakan bilangan bulat ).Lihat kontur terdekat dengan salah satu titikketinggian (bila kontur terdekat itu berada di atas titik,maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. Bilakontur berada di bawahnya, harganya lebih kecil). Hitungharga kontur terdekatitu yang harus merupakan kelipatandari harga interval kontur yang telah diketahui dari (3).Lakukan perhitungan di atas beberapa kali sampaiyakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar.Cantumkan harga beberapa kontur pada peta Anda(kontur 1000,1250,1500, dan sebagianya) agar mudahmengingatnya.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 21c. Titik TriangulasiSelain dari garis-garis kontur, kita dapat jugamengetahui tingginya suatu tempat dengan pertolongantitik ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya disebut titiktriangulasi, yaitu suatu titik atau benda berupapilar/tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempatdari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan olehjawatan-jawatan atau topografi untuk menentukan suatuketinggian tempat pada waktu pembuatan peta.d. Mengenal Tanda MedanDisamping tanda pengenal yang terdapat padalegenda peta topografi kita biasa menggunakan bentukatan bentangan dalam yang menyolok dilapangan danmudah dikenali dipeta, yang kita sebut sebagai tandamedan. Beberapa tanda medan dapat anda “baca” daripeta sebelum berangkat kelokasi, tetapi kemudian andaharus cari lokasi dan dicocokkan di peta.Puncak gunung atau bukit, pegunungan, lembahantara dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan yangmencolok.Punggung gunung/bukit terlihat dipeta sebagairangkaian kontur berbentuk “U” yang ujungnyamelengkung menjauhi puncak.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 22Lembah dipeta terlihat sebagai rangkaian konturberbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok kearahpuncak.Sadlle, daerah rendah dan luas terdapat antara duaketinggian yang tidak terlalu ekstrim.Col, merupakan daerah rendah dan sempit yangterdapat antara ketinggian.Pass, merupakan celah yang memanjang yangmembelah suatu ketinggian.Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai,kelokan, tebing-tebing ditepi sungai.Belokan jalan, jembatan (perpotongan sungai denganjalan), ujung desa, simpang jalan.Bila berada dipantai, muara sungai dapat menjaditanda medan yang sangat jelas, begitu juga tanjung yangyang menjorok kelaut, teluk-teluk yang menyolok, pulaupulau kecil, delta, dan sebagianya.Didaerah daratan atau rawa-rawa biasanya sukarmendapat tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yangdapat dipakai sebagai tanda medan. Pergunakan belokanbelokan sungai, muara-muara sungai kecil.Dalam menyusuri sungai, kelokan tajam, cabangsungai, tebing-tebing, deta, dan sebagianya, dapatdijadikan tanda medan.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 23Pengertian tanda medan ini mutlak dikuasai. Akanselalu digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknikpeta kompas.3. Kompasa. Pengertian KompasKompas adalah alat yang berfungsi untukmenunjukkan arah mata angin. Karena sifatkemagnetannya, jarum kompas akan selalu menunjukarah Utara-Selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanyagaya-gaya magnet lain selain magnet bumi). Tetapi perludiingat bahwa arah yang ditunjukan oleh jarum kompastersebut adalah arah Utara Magnetis bumi. Jadi bukanutara bumi sebenarnya.b. Bagian-bagian kompasSecara fisik, kompas terdiri dari :- Badan, tempat komponen-koponen kompas lainnya berada.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 24- Jarum, selalu menunjukkan arah Utara - Selatan pada posisibagaimanapun (dengan syarat, kompas tidak dipengaruhioleh medan magnet laindan jarum tidak terhambatperputarannya).- Skala Petunjuk, menunjukan pembagian derajat sistem mataangin.Berikut Bagian - bagian penting dari Kompas :a. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angkaderajat dan huruf mata angin.b. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untukmembidik sasaran.c. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajatKompas.d. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk UtaraMagnet.e. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapatdiputar.f. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untukmenopang Kompas saat membidik.c. Jenis-jenis KompasBanyak macam kompas yang dapat dipakai dalamsuatu perjalanan. Pada umumnya dipakai dua jeniskompas, yaitu kompas bidik (misal kompas prisma) dankompas orienteering (misal kompas silva). Kompas bidikPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 25mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan dipetaperlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris(segitiga). Kompas silva kurang akurat jika dipakai untukmembidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaandan perhitungan peta.kompas yang baik pada ujungjarumnya dilapis fosfor agar dapatterlihat dalamkeadaaan gelap.d. Pemakaian KompasKompas dipakai dengan posisi horizontal sesuaidengan arah garis medan magnet bumi. Dalampemakaian kompas pelu dijauhkan dari pengaruhpengaruh benda-benda yang mengandung logam sepertipisau, golok,karabiner, tiang benda, jam tangan,dll.Benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarumkompas sehingga ketepatannya akan berkurang.Berikut metode pemakaian kompas :1) Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar,setelah jarum Kompas tidak bergerak maka jarumtersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET2) Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kacapembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira -kira bersudut 50o dengan kaca dial.Kaca pembesartersebut berfungsi sebagai :Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 26a. Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.b. Mengintai derajat Kompas pada Dial.3) Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihatdari kaca pembesar, luruskan garis yang terdapatpada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaranbidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar4) Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah30o.Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih dahuluTitik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah sebuahbenda yang menonjol / tinggi diantara benda laindisekitarnya, sebab route ke 30o tidak selalu dataratau kering, kadang-kadang berbencah-bencah.Ditempat itu kita Melambung ( keluar dari route )dengan tidak kehilangan jalur menuju 30 derajat.5) Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perluditetapkan terlebih dahuluSasaran Balik (BackAzimuth atau Back Reading ) agar kita dapat kembalikepangkalan apabila tersesat dalam perjalanan.Cara melihat Kompas dan membidik sasaranRumus BackAzimuth / Back Reading1. Apabila sasaran kurang dari 180derajat = ditambah 180 derajat0 derajat – 180 derajat = X +180 derajat2. Apabila sasaran lebih dari 180 derajat =dikurang 180 derajat180 derajat – 360 derajat = X – 180derajatContoh :30 derajat sasaran baliknya adalah 30 derajatPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 27+ 180 derajat = 210 derajat240 derajat sasaran baliknyaadalah 240 derajat – 180 derajat = 60 derajat Mata AnginU =Utara : 0° atau 360°TL = Timur Laut : 45°T = Timur : 90° TG =Tenggara : 135°S = Selatan : 180°BD = Barat Daya : 225°B =Barat : 270°BL = Barat laut : 315°MENENTUKAN ARAHMATA ANGIN Menentukan arah mata angin ( Utara Magnet )dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan tanpamenggunakankompas, antara lain :a. Makam / kuburan orang Islam.b. Tempat ibadah ( Masjid / Musholah ).c. Terbitnya matahari / bulan.d. Lumut pada pohon. ( sebelah kiri dan kanan batangpohon )e. Pucuk / ujung daun pada pohon.f. Silet, dll.e. Teknik Peta Kompas1) Orientasi PetaOrientasi peta adalah menyamakan kedudukan petadengan medan sebenarnya (secara praktis,menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya).Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tandatanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukandengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 28nama gunung, bukit, sungai ataupun tanda-tanda medanlainnya. Atau dengan mengamati kondisi bentanganalam yang terlihat dan mencocokkannya dengangambaran kontur yang ada di peta. Untuk keperluanpraktis, utara kompas (utara magnetis) dapat dianggapsatu titik dengan utara sebenarnya, tanpa memperhitungadanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :- Cari tempat yang pemandangannya terbuka agardapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.- Letakkan peta pada bidang datar.- Samakan utara peta dengan utara kompas, dengandemikian letak peta akan sesuai dengan bentanganalam yang dihadapi.- Cari tanda-tanda medan yang paling menonjoldisekeliling dan temukan tanda-tanda tersebutdidalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan.- Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta. Ingat hal-hal yagkhas dari setiap tanda medan.2) ResectionPrinsip resection : menentukan posisi kita denganmenggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali.Teknik resection membutuhkan alam yang terbuka untukdapat membidik tanda medan. Tidak seluruh tandaPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 29medan harus dibidik, jika kita sedang berada ditepi sungai,sepanjang jalan, atausepanjang suatu punggungan, makahanya perlu mencari satu tanda medan lain yang dibidik.Langkah-langkah resection :- Lakukan orientasi peta- Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangandan di peta, minimal dua buah.- Dengan busur dan penggaris, buat salip sumbu padatanda-tanda medan tersebut.- Bidik tanda medan tersebut dari posisi kita.- Pindahkan sudut bidikan yang didapat kepeta, danhitung sudut pelurusnya.- Perpotongan garis yang ditarik dari sudut pelurustesebut adalah posisi kita dipeta.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 303) IntersectionPrinsip intersection : menentukan posisi suatu titik(benda) dipeta dengan menggunakan dua atau lebihtanda medan yang dikenali dilapangan. Intersectiondigunakan untuk mengetahui atau memastikan posisisuatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untukdicapai. Pada intersection, kita harus sudah yakin padaposisi kita dipeta.Langkah-langkah melakukan intersection:- lakukan orientasi, dan pastikan posisi kita.- bidik objek yang kita amati.- Pindahkan sudut yang didapat dipeta.- Bergerak keposisi lain, dan pastikan posisi tersebutdipeta. Lakukan langkah 2 dan 3- Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yangdidapat adalah posisi objek yang dimaksud.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 314) Azimuth – Back AzimuthAzimuth adalah sudut antara satu titik denganarahutara dari seorang pengamat. Azimuth disebut jugasudut kompas. Bila kita bejalan dari satu titik ketitik laindengan sudut kompas yang tetap (istilah populernya“potong kompas”), maka harus diusahakan agarlintasannya berupa satu garis lurus. untuk itu digunakanteknik back-azimuth.Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garislurus dengan cara membidikkan kompas muka dan kebelakang pada jarak tertentu. Langkah-langkah :- Titik awal dan titik akhir perjalanan diplot dipeta, tarikgaris lurus dan hitung sudut yang menjadi arahperjalanan (sudut kompas). Hitung juga sudutdari titikakhir ke titik awal., kebalikan arah perjalanan. Sudutyang terakhir ini adalah sudut back-azimuth.- Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titikawal perjalanan (pohon besar, pohon tumbang,longsor tebing, susunan pohon khas, ujung kampung,dan sebagianya.- Bidik kompas sesuai dengan arah perjalanan kita(sudut kompas). Perhatikan tanda medan lain diujunglintasan yang akan dilalui pada arah itu.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 32- Setelah sampai pada titik medan itu, bidik kompaskembali kebelakang (sudut back-azimuth) untukmencek apakah anda berada pada lintasan yangdiinginkan. Bergeserlah kekiri atau kekanan untukmendapatkan “back-azimuth yang benar”Sering kali tidak ada tanda medan yang dijadikansasaran. Dalam hal ini anda seorang rekan dapatberfungsi sebagai tanda tersebut.f. Analisa perjalananAnalisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapatmembayangkan kira-kira medan yang akan dilalui, denancara mempelajari peta yang dipakai. Yang perlu dianalisaadalah jarak, waktu, dan tanda-tanda medan.1) JarakJarak diperkirakan dangan menganalisa danmempelajari peta. Yang perlu diperhatikan adalahbahwa jarak sebenarnya yang ditempuh bukanlahjarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dankondisi medan) lintasan yang akan ditempuh denganmemproyeksikan lintasan, kemudian mengalikandengan skala untuk memperoleh jaraksebenarnya.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 332) WaktuBila sudah dapat memperkirakan jarak, selanjutnyakita harus memperkirakan berapa lama waktu yangdiperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Ada teoriklasik untuk memperkirakan waktu tempuh ini, yaituHukum Naismith (lihat Ilmu Penaksiran)3) Tanda MedanCari dan ingat tanda-tanda medan di peta yangmungkin bisa menjadi pedoman dalam menempuhperjalanan.4) Medan Tidak Sesuai PetaJangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwapetanda salah. Memang banyak sungai-sungai kecilyang tidak tergambar dipeta, karena sungai itu keringdimusim panas. Ada kampung yang sudah berubah,jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahanperubahan lainnya yang mungkin terjadi.Bila anda menjumpai ketidak sesuaian antarapetadengan kondisi dilapangan, baca kembali petadengan lebih teliti, cari tanda-tanda medan yang bisadikenali. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yangtidak ada dipeta sehingga hal-hal lain yang dapatdianalisa akan terlupakan.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 34Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai,kemungkinan besar anda yang salah (mengikutipunggungan yang salah, menyusuri sungai yang salah,atau salah dalam melakukan resection). Peta topografi 1 :25.000 atau 1 : 50.000 umumnyacukup teliti.4. AltimeterAltimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisamembantu menentukan posisi. Pada medan yangbergunung tinggi kompas sering tidakbanyak digunakan,altimeter akan lebih berperan dalam perjalanan. Yang harusdiperhatikan dalam pemakaian altimeter :- Setiap altimeter yang dipakai harus dikalibrasi. Periksaketelitian altimeter di titik-titik ketinggian yang pasti.- Altimeter sangat sensitive terhadap guncangan, cuaca,dan perubahan temperature.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 355. Menentukan Arah Tanpa KompasBeberapa cara yang dapat dilakukan untukmenetukan arah apabila kompas tidak tersedia atau tidakdapat berfungsi :1) Dengan tanda-tanda alamMisalnya :- Kuburan Islam menghadap keutara- Mesjid menghadap kiblat, untuk Indonesia menghadapkebarat laut.- Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukan arah timur,karena sinar matahari yang belum terikpada pagi hari.2) Dengan bayanganAda dua cara, keduanya dapat dipakai kapan sajaselama ada cahaya matahari.- Pada lokasi datar dan terbuka, tancapkan tongkat (sekitas 1meter) kedalam tanah, usahakan selurus mungkin. Tandaibayangannya sebagai satu titik. Tunggu sekitar 15 menit, dantandai lagi bayangan yang baru. Hubungkan antara keduatitik, dan baris ini menunjukan arah barat (titik pertama) dantimur (titik kedua). Arah utara dapat ditentukan dari arah baratdan timur .- Cara kedua menghasilkan arah yang lebih teliti, tetapimemerlukan waktu yang lebih lama. Sama seperti carasebelumnya, namun tanda bayangan pertama didapat dipagiPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 36hari. Gambarkan busur dari titik tersebut dengan tongkatsebagai pusatnya. Pada siang hari bayangan akanmemendek dan memanjang kembali pada sore hari. Garisantara kedua titik tersebut menunjukan arah barat (titik padapagi hari) dan timur (pada titik sore hari)3) Dengan Perbintangan- Perhatikan arah bulan , bintang dan matahari yang terbit daritimur dan terbenam dibarat.- Perhatikan rasi bintang crux (Bintang Salip atau GubugPenceng). Perpanjangan garis diagonal yang memotonghorizon dari tempa kita adalah selatan.6. Tempat Memperoleh Peta TopografiSaat ini ada 3 instansi yang dapat mengeluarkanpeta topografi untuk masyarakat umum, yaitu :1) Direktorat Geologi Jalan Diponegoro No. 57 Bandung;Direktorat Geologi merupakan beberapa seri petatopografi yaitu : peta buatan Dinas Topografi Belanda(Topografische Dienst, Batavia dan TopografischeInliching, Batavia) hasil pemetaan tahun 1920-an.2) Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional(Bakorsurtanal) di Cibinong, Jawa Barat. Bakorsurtanalmenerbitkan peta topografi seri tersendiri yang dibuattahun 1970-an, dan merupakan peta berwarna. PetaPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 37Sumatera 1 : 50.000 berwarna hampir seluruhnyaselesai. Untuk Jawa akan diterbitkan peta 1 : 25.000berwarna, namun baru sampai daerah ujung kulon. Irian1 : 100.000 bekerjasama dengan Australia dan Inggris,berwarna.3) Pusat Survey dan Pemetaan TNI (PUSURTA),mempunyai dan membuat peta topografi yang rinci.Permohonan harus menggunakan izin khusus.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 38Pedoman SiswaPecintaAlamBagian 3MOUNTENERRINGMendaki gunung bukan olah raga biasa. Setidaknyasetiap pendaki gunung harus cukup mentalnya, mempunyaiketrampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi.Hal ini karena tantangan yang dihadapi mempunyai kualitastersendiri. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebutadalah untuk menguji kemampuan diri sendiri dalam bersekutudengan alam keras. Keberhasilan suatu pendakian yang sukarberarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenanganterhadap perjuangan melawan diri sendiri.Sejak dua abad yang lalu, kegiatan mendaki gunungmulai dikenal dan digemari oleh manusia. Dimulai sejak manusiaharus melintasi bukit-bukit atau pegunungan, baik semasapeperangan maupun ketika melakukan tuntutan kehidupannya.Seperti yang dilakukan oleh Hanibal, panglima kerajaan Kartago,atas Pegunungan Alpen yang bersejarah. Atau petualangan yangdilakukan oleh Jengis Khan yang melintasi PegununganKarakoram dan Kaukasus untuk menuju Asia Tengah.Dalam bentuknya seperti sekarang ini, pendakian yanggemilang untuk pertama kalinya terjadi pada tahun 1786, ketikaDr. Paccard dan seorang pemandu Balmant berhasil mencapaiPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 39Puncak Mount Blanc (4807 m), yang maksudnya sebagaipengamatan ilmiah.Babak berikutnya, puncak-puncak Pegunungan Alpenmulai dijajagi oleh penggemar olah raga mendaki gunung, dansemakin populer setelah Sir Alfred Willis beserta kawankawannya pada tahun 1854 berhasil mencapai PuncakWatterhorn (3708 m). pendakian itu merupakan abad emasAlpinisme dan merupakan cikal bakal terbentuknya perkumpulanpendaki gunung tertua di dunia, British Alpine Club (1857).Kemudian Edward Whymper, seorang pelukis Inggrismemimpi pendakian ke Matterhorn (4478 m) pada tahun 1865.Pendakian tersebut dimaksudkan untuk membuat lukisanPegunungan Alpen. Tetapi tragis, ketika mereka turun setelahkeberhasilannya, tali pengaman putus sehingga merenggut 4jiwa dari 7 anggota kelompoknya. Setelah pendakian yang penuhtragedi itu, mulailah para pendaki gunung mencobamencapaipuncak-puncak lainnya.Ketika puncak-puncak Pegunungan Alpen sudah seringdidaki, para pendaki mulai mencari puncak lainnya, danmengalihkan pilihan pada Pegunungan Himalaya. Sekelompokpendaki gunung Perancis, pada 1950 berhasil mencapai PuncakAnnapurna I (8078 m). prestasi ini mendorong minat KolonelJohn Hunt untuk memimpin ekspedisi mencapai Mount Everest(8848 m), puncak tertinggi di dunia yang ditemukan pada 1852Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 40oleh Sir Andrew Vaugh (mengambil nama Everest untukmenghormati gurunya Sie George Everest).Setelah beberapa kali mengalami kegagalan, akhirnyaMount Everest dapat dicapai oleh Edmund Hillary dari SelandiaBaru dengan bendera Inggris, Nepal, dan PBB bersamaseorangpemandu dari Nepal Tenzing Norgay pada tanggal 29Mei 1953.Di Indonesia, pada tahun 1909 – 1911, suatu ekspedisipersatuan ahli-ahli burung dari Inggris menembus rimba Irian dariarah Selatan, menuju gugusan pegunungan salju Jayawijaya.Mereka tinggal selama 16 bulan, tetapi kembali dengankegagalan.Ekspedisi Van der Pie pada tahun berikutnya mengambilarah dari sebelah Timur, dan juga mengalami kegagalan. Tahun1912, Dr. Walaston dengan jalur Utara Lembah Itakwa berhasilmencapai ketinggian 3000 meter, namum belum berhasilmencapai Puncak Cartenz Pyramide. Ekspedisi berikutnya lebihberhasil di bawah pimpinan Dr. A. H. Colijin, mencapai PuncakNggaPulu (4862 m) di dinding Utara gletser es Puncak Jayapada tahun 1936.Pendakian itu membuka lembaran sejarah baru bagipendakian di Indonesia. Tetapi lama setelah itu, ekspedisi dariSelandia Baru di bawah pimpinan Henrich Harreu pada 1962berhasil mencapai puncak bersalju Cartenz Pyramide (4884 m).Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 41Tanggal 1 Maret 1964, Sugirin, Soedarto dan Fred Athaboebersama Tazuke dan kawan-kawannya dari Jepang yangtergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih berhasil mencapaiPuncak Ngga Pulu yang kemudian diberi nama PuncakSoekarno di pegunungan tengah Jayawijaya.Masih di tahun yang sama pada bulan Mei, Wanadri diBandung diresmikan sebagai perkumpulan penempuh rimba danpendaki gunung, dan Mapala UI di Jakarta di penghujung tahunyang sama. Dan secara serempak kemudian bermunculanperkumpulan lainnya serupa di berbagai kota di bumi.A. JENIS-JENIS PENDAKIAN/PERJALANANOlah raga mendaki gunung sebenarnya mempunyaitingkat dan kualifikasinya. Seperti yang sering kita dengar adalahistilah mountaineering atau istilah serupa lainnya. Istilah yangkeren itu membuat kita tersipu, karena artinya begitu luas,misalnya mencakup pengertian perjalanan mulai melintasi bukithingga melakukan ekspedisi ke Himalaya.Menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi,mountaineering dapat dibagi sebagai berikut :1) Hill Walking/Feel WalkingPerjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai. Tidakmembutuhkan peralatan teknis pendakian. Hal utama adalahjalur pendakian sudah tersedia. Perjalanan ini dapatPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 42memakan waktu sampai beberapa hari, sehingga ketrampilanmemilih tempat berbivak sangat diperlukan, atau kadangkadang sudah tersedia.Contoh : perjalanan ke puncak Gunung Gede.2) ScramblingPendakian setahap demi setahap pada suatu permukaanyang tidak begitu terjal. Tangan kadang-kadangdipergunakan hanya untuk keseimbangan. Untuk pemula, talikadang-kadang harus dipasang untuk pengamanan danmempermudah gerakan.Contoh : perjalanan di sekitar puncak Gunung Gede jikamelalui jalur Cibodas. Tali dipasang selain sebagaipengaman, juga untuk mempermudah perjalanan ke puncak.3) ClimbingDikenal sebagai suatu perjalananpendek yang umumnyatidak memakan waktu lebih dari 1 hari, hanya rekreasiataupun beberapa pendakian gunung yang praktis. Kegiatanpendakian yang membutuhkan penguasaan teknik mendakidan penguasaan pemakaian peralatan. Bentuk climbing adadua macam :- Rock Climbing;Pendakian pada tebing-tebing batuataudinding karang. Jenis pendakian ini akan diuraikan lebihlanjut, karena jenis pendakian inilahyang umumnya ada didaerah tropis.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 43- Snow and Ice Climbing; Pendakian pada es dan salju.Pada pendakian ini peralatan-peralatan khusus sangatdiperlukan, seperti ice axe, ice screw, crampon, dan lainlain.4) MountaineeringMerupakan gabungan perjalanan dari semua bentukpendakian di atas. Bisa memakan waktu berhari-hari, bahkansampai berbulan-bulan. Di samping pengetahuan teknikmendaki dan pengalaman mendaki, perlu juga dikuasaimanajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi,dan lain-lain. Contoh : ekspedisi ke Himalaya.B. TEKNIK DASAR PENDAKIAN/ROCK CLIMBINGA.Teknik MendakiTeknik memanjat pada dasarnya merupakancara agar kita dapat menempatkan tubuh sedemikian rupasehingga cukup stabil, memberi peluang untuk bergerak, dandapat bertahan lama (tidak melelahkan). Dengan demikian kitadapat melakukan pendakian dengan tepat, aman, dan sedapatmungkin cepat.Stabilitas atau keseimbangan kedudukan badan munculsebagai hasil hubungan antara berat badan dan gaya tumpuanatau pegangan yang adapada permukaan tebing. Pengaturanletak badan, gaya tumpuan dan pegangan menentukankestabilan yang diperoleh. Peluang gerak untuk mendaki lebihPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 44lanjut ditentukan oleh kemampuan menempatkan tubuh padatempat yang cocok untuk kondisi medan yang dihadapi.Pada umumnya dinding tebing terdiri dari bermacam cracksdan ledges. Karena pengaruh iklim, suhu, angin, serta faktorlainnya, dinding tebing mengalami kontraksi dan ekspansi yangmenyebabkan munculnya celah mulai dari yang kecil/sempitsampai yang panjang/lebar. Dinding sering mengalami erosisehingga mengalami kekasaran dan ketidakrataan permukaan.Kekasaran dan ketidakrataan ini dapat dipergunakan sebagaitumpuan/injakan maupun pegangan. Karena bermacamnyakondisi permukaan tebing ini, maka teknik memanjatdikelompokkan berdasarkan tiga kategori umum.Pengelompokkan ini sesuai dengan bagian tebing yangdimanfaatkan untuk memperoleh gaya tumpuan dan pegangan.2. Face ClimbingYaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masihterdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagaipijakkan kaki maupun pegangantangan. Para pendakipemula biasanya mempunyai kecenderungan untukmempercayakan sebagian besar berat badannya padapegangan tangan, dan menempatkan badannya rapat ketebing. Ini adalah kebiasaan yang salah. Tangan manusiatidak biasa digunakan untuk mempertahankan berat badanPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 45dibandingkan kaki, sehingga beban yang diberikan padatangan akan cepat melelahkan untuk mempertahankankeseimbangan badan. Kecenderungan merapatkan badan ketebing dapat mengakibatkan timbulnya momen gaya padatumpuan kaki. Hal ini memberikan peluang untuk tergelincir.Konsentrasi berat di atas bidang yang sempit (tumpuan kaki)akan memberikan gaya gesekan dan kestabilan yang lebihbaik.3. Friction/Slab ClimbingTeknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekansebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebingyang tidak terlalu vertikal, kekasaran permukaan cukup untukmenghasilkan gaya gesekan. Gaya gesek terbesar diperolehdengan membebani bidang gesek dengan bidang normalsebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebananmaksimal di atas kaki akan memberikan gaya gesek yangbaik.4. Fissure ClimbingTeknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan olehanggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak.Dengan cara demikian, dan beberapa pengembangan,dikenal teknik-teknik berikut :- Jamming adalah teknik memanjat dengan memanfaatkancelah yang tidak begitu lebar. Jari-jari tangan, kaki, atauPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 46tangan dapat dimasukkan/diselipkan pada celah sehinggaseolah-olah menyerupai pasak.- himneying adalah teknik memanjat celah vertikal yangcukup lebar (chimney). Badan masuk di antara celah, danpunggung di salah satu sisi tebing. Sebelah kakimenempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagimenempel ke belakang. Kedua tangan diletakkanmenempel pula. Kedua tangan membantu mendorong keatas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong danmenahanberat badan.- Bridging adalah teknik memanjat pada celah vertikal yanglebih besar (gullies). Caranya denganmenggunakankedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada keduacelah tersebut. Posisi badan mengangkang, kaki sebagaitumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi senagaipenjaga keseimbangan.- Lay Back adalah teknik memanjat pada celah vertikaldengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini,jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggungmiring sedemikian rupa untuk menempatkan kedua kakipada tepi celah yang berlawanan. Tangan menarik kebelakang dan kaki mendorong ke depan dan kemudianbergerak naik ke atas silih berganti.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 47Teknik-teknik lain yang sering digunakan dalam pendakiantebing adalah :- Hand Traverse adalah teknik memanjat pada tebingdengan gerak menyamping (horizontal). Halini dilakukanbila tempat pegangan yang ideal sangat minim danmemanjat vertikal sudah tidak memungkinkan lagi. Teknikini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karenaseluruh berat badan tergantung pada pegangan tangan.Sedapatmungkin pegangan tangan dibantu denganpijakankaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagilebih merata.- Mantelself adalah teknik memanjat tonjolan-tonjolan(teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi, namuncukup besar dan dapat diandalkan untuk tempat berdiriselanjutnya. Kedua tangan dipergunakan untuk menarikberat badan, dibantu dengan pergerakan kaki. Bilatonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada, makaposisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan,untuk mengangkat berat badan, yang dibantu dengandorongan kaki.Proses memanjat merupakan gabungan dari berbagaikegiatan dasar, yaitu : Mengamati, mengenal medan, dan menentukan lintasan/ruteyang akan dilalui, baik secara keseluruhan maupunPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 48selangkah, yang sangat menentukan untuk langkahberikutnya. Permukaantebing yang banyak memiliki tanggatangga (teras kecil), tonjolan, lekukan, dan celah serta sudut(corner) merupakan lintasan-lintasan yang mungkin untukdilalui. Memikirkan teknik yang akan dipakai secara keseluruhamaupun selangkah demi selangkah. Teknik tersebutmerupakan pemikiran atau hasil pengamatan dari lintasanyang dilihat (apakah adachimney, crack, dan sebagianya). Mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan. Gerak memanjat yang sesuai dengan lintasan dan teknikyang dibicarakan.Dengan kegiatan dasar di atas kita dapat mengerti danmenyadari apa saja sesungguhnya masalah yang ada selamapendakian, sehingga dengan demikian kita dapatmempersiapkan dan berlatih serta selalu mengembangkankemampuan dengan lebih terarah dan efektif.Ketika mulai mendaki dan sedang mendaki sering sekali kitadihadapkan pada tonjolan atau celah yang berbeda-beda jarakjangkauannya. Usahakanjangan menjangkau terlalu jauh,sehingga berat badan masih tetap terkonsentrasi pada bidangtumpuan. Gerakan yang terlalu cepat dan tergesa-gesa bisaPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 49berbahaya. Ketangkasan bergerak adalah hasil latihan yangteratur dan terarah, bukan dari ketergesa-gesaan.Dalam pergerakan menyilangkan kaki akan dapatmenghilangkan keseimbangan, dan biasanya sulit dilakuakan.Penting sekali selalu bergerak dengan 3 bagian anggota badantetap pada tumpuan sementara 1 anggota badan mencaritumpuan baru. Gerakan ini dikenal dengan gerakan “tiga satu”.Sebelum bertumpu pada suatu pegangan, hendaknya selaludicoba atau diperiksa terlebih dahulu, apakah kuat atau tidakmenahan badan.C. PEMBAGIAN PENDAKIAN BERDASARKAN PEMAKAIANALAT1. Free ClimbingSesuai dengan namanya, pada free climbing alat pengamanyang paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan diridapat ditingkatkan dengan adanya ketrampilan yang diperolehdari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang benar.Dengan latihan yang baik, otot-otot tangan dan kaki akan cukupkuat dan terlatih. Begitu pula dengan keseimbangan badan dangerakan-gerakan, akan terlatih dengan sendirinya. Disampingitu kita dapat memperkirakan kemampuan kita danmemperhitungkan lintasan yang akan dilalui. Pada free climbing,peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman. Tali, carabiner,Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 50sling, chock, dan piton tetap dipakai, tetapi hanya berfungsisebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaannya, iabergerak sambil memasang, jadi kalaupun tanpa alat-alattersebut ia masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian.Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan olehbelayer.2. Free SoloingMerupakan bagian dari free climbing, tetapi si pendaki benarbenar melakukannya degan segala risiko yang siapdihadapinya seorang diri. Dalam pergerakannya ia tidakmemerlukan peralatan pengaman. Untuk melakuakan freesoloing climbing, seorang pendaki harus benar-benarmengetahui segala bentuk rintangan atau bentuk-bentukpergerakan pada rute yang dilaluinya. Bahkan kadang-kadangia harus menghapalkan dahulu segala gerakan, baik itutumpuan atau pegangan. Sehingga biasanya orang akanmelakukan free soloing climbing bila ia sudah pernah mendakipada lintasan yang sama. Risiko yang dihadapi pendaki tipe inisangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang mampu danbenar-benar profesional yang akan melakukannya.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 513. Artificial ClimbingAdalah pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan,seperti paku tebing, bor, stirrup, dan lain-lainnya. Peralatantersebut harus dipergunakan karena dalam pendakian seringsekali dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekalimemberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai,misalnya menghadapi medan yang blank (tanpa ada tonjolanatau tumpuan). Peralatan berfungsi sebagai pengaman danjuga untuk mendapatkan tunpuan, pendakian dilakuakansecara berkelompok, pembagian tugas jelas antara leader danbelayer. Peralatan dan metode yang digunakan dimulai dariyang paling sederhana dan tepat. Kemampuan untuk bergerakcepat dan aman bukan disebabkan oleh adanya peralatan yangsupermodern, tetapi lebih pada penggunaan teknik yang baik.D. SISTEM PENDAKIANHimalayan Style; Sistem pendakian yang biasanyadengan ruteyang panjang, sehingga untuk mencapai sasaran (puncak)diperlukan waktu yang lama. Sistem ini berkembang padapendakian-pendakian ke Pegunungan Himalaya. Pendakiantipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan tempattempat peristirahatan (base camp, fly camp). Sehingga denganberhasilnya satu orang dari seluruh tim, berarti pendakian inisudah berhasil untuk seluruh tim.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 52Alpine Style;Sistem ini banyak dikembangkan di pegununganEropa. Pendakian ini mempunyai tujuan bahwa semua pendakiharus sampai di puncak dan baru pendakian dianggap berhasil.Sistem pendakian ini umumnya lebih cepat karenapara pendakitidak perlu lagi kembali ke base camp (bila kemalaman bisamembuat fly camp baru, dan esoknya dilanjutkan kembali).E. TEKNIK TURUN/RAPPELINGTeknik ini digunakan untuk menuruni tebing. Dikategorikansebagai teknik yang sepenuhnya bergantung pada peralatan.Prinsip rappeling adalah sebagai berikut : Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempatbergantung. Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki padatebing sebagai pendorong gerak turun. Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dantangan lainnya untuk mengatur kecepatan turun.1. Macam-macam dan Variasi Teknik Rappelinga. Body Rappel; Menggunakan peralatan tali saja, yangdibelitkan sedemikian rupa pada badan. Pada teknik initerjadi gesekan antara badan dengan tali sehingga bagianbadan yang bergesekan akan terasa panas.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 53b. Brakebar Rappel; Menggunakan sling/tali tubuh,carabiner, tali dan brakebar. Modifikasi lain dari brakebaradalah descender (figure 8). Pemakaiannya hampir sama,dimana gaya gesek diberikan pada descender ataubrakebar.c. Sling Rappel; Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner,dan tali. Cara ini paling banyak dilakukan karena tidakmemerlukan peralatan lain,dan dirasakan cukup aman.Jenis simpul yang dianjurkan adalah jenis Italian Hitch.d. Arm Rappel/Hesti; Menggunakan tali yang dibelitkanpada kedua tangan melewati bagian belakang badan.Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam.Dalam rappeling, usahakan posisi badan selalu tegak luruspada tebing, dan jangan terlalu cepat turun. Usahakanmengurangi sesedikit mungkin benturan badan pada tebingdan gesekan antara tubuh dengan tali. Sebelum memulaiturun, hendaknya : Periksa dahulu anchornya. Pastikan bahwa tidak ada simpul pada tali yangdipergunakan. Sebelum sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudahterpasang dan pastikan bahwa tali sampai ke bawah (ketanah).Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 54 Usahakan melakukan pengamatan sewaktu turun, ke atasdan ke bawah, sehingga apabila ada batu atau tanah jatuhkita dapat menghindarkannya, selain itu juga dapatmelihat lintasan yang ada. Pastikan bahwa pakaian tidak akan tersangkut carabineratau peralatan lainnya.F. PERALATAN PENDAKIAN1) Tali PendakianFungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagaipengaman apabila jatuh. Mengingat fungsi yang begitupenting, tali haruslah kuat. Kekuatan tali ini tergantung daridiameter (ukuran tali) dan pabrik pembuatnya. Dianjurkan,jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji olehUIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatanperalatan pendakian. Panjang tali dalampendakian dianjurkansekitar 50 meter, yang memungkinkan leader da belayermasih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yangdipakai adalah 10 – 11 mm, tetapi sekarang ada talipendakian yang mempunyai kekuatan sama, yangberdiameter 9,8 mm. Untuk penggunaan double ropedigunakan tali dengan diameter 8 – 9 mm. Ada dua macamtali pendakian, yaitu :Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 55Static Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 2– 5 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku.Umumnya berwarna putih atau hijau. Tali statik digunakanuntuk rappeling.Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai5 – 15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lenturdan fleksibel. Biasanya berwarna menyolok (merah, jingga,ungu). Pada penggunaannya, digunakan oleh pendakipertama (leader) sebagai pengaman dan dipasang dipengaman-pengaman yang telah dipasang (chock,piton, dansebagianya) dengan bantuan carabiner dan sling.Perawatan tali adalah dengan menggantungkan ataudisimpan di tempat kering. Bila basah, dikeringkan dengandiangin-anginkan, jangan terkena sinar matahari secaralangsung. Apabila kotor, tali ini dapat dicuci dengan caramenggosok atau menyikat dengan sikat halus. Jangansampai merusak mantelnya. Tali kernmantel masih dapatdipakai dalam pendakian apabila mantel pada tali masihutuh, sehingga bagian dalam masih terlindungi.Hal yang berkaitan dengan tali pada pendakianadalah simpul. Simpul-simpul yang digunakan harusmemenuhi syarat sebagai berikut : Mudah dibuat Cepat untuk dikuasaiPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 56 Aman (kuat) dan mudah untuk dibukaBeberapa jenis simpul yang harus dikuasai :Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 572) CarabinerCarabiner adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atauhuruf D dan mempunyai gate yang berfungsi sebagai peniti.Dibuat dari alumunium alloy dan mempunyai kekuatanbervariasi sesuai dengan desain pabrik pembuatnya.Biasanya kekuatan suatu carabiner tercantum pada alattersebut. Ada dua jenis carabiner, yaitu :a. Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman)b. Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)Kekuatan carabiner terletak pada pen yang ada, sehingga jikapen suatu carabiner sudah longgar, sebaiknya jangan dipakai.3) SlingSling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri daribeberapa tipe. Fungsi sling antara lain :Sebagai penghubung.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 58Membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon ataulubang di tebing.Mengurangi gaya gesek/memperpanjang pointMengurangigerakan (yang menambah beban) pada chock atau pitonyang terpasang.4) DescenderSebuah alat berbentuk angka delapan, terbuat darialumunium alloy. Fungsinya sebagai pembantu menahangesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasadigunakan untuk membelay atau untuk rappeling.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 595) AscenderBerbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabiladiberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanyasebagai alat bantu untuk naik pada tali.6) Harnes/Tali TubuhAlat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan.Ada dua jenis harnes : Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha. Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang,punggung, dan paha.Harnes ada yang dibuat dengan merangkai webbing atautali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 607) SepatuAda dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :i. Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuatdari karet yang kuat. Kelenturannya menolong untukpijakan-pijakan di celah-celah.Contohnya : EB, Dolomite.ii. Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya.Misalnya Combat boot (sepatu tentara). Cocok digunakanpada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tanggakecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depansepatu.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 618) Anchor (Jangkar)Anchor adalah alat yang dapat dipakai sebagai penahanbeban. Tali pendakian dimasukkan pada anchor, sehinggapendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada duamacam anchor, yaitu :a. Natural Anchor, bisa merupakan pohon besar, lubanglubang di tebing, tonjolan – tonjolan batuan, dansebagianya.b. Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dandiusahakan ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh :chock, piton, bolt, dan lain-lain.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 62G. PERALATAN-PERALATAN LAIN YANG MENDUKUKNGPENDAKIANH. CLIMBING CALL (ABA-ABA PENDAKIAN)Aba-aba pendakian digunakan agar ada kerja sama yangbaik antara leader dengan belayer. Aba-aba pendakianmeliputi :Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 631) Climbing when you’re ready2) Climbing3) OK4) Take in5) Slack6) Rock7) FallI. PROSEDUR PENDAKIANTahapan-tahapan dalam suatu pendakian hendaknyadimulai dari langkah-langkah sebagai berikut :- Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akandipakai.- Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan- Untuk leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupaagar mudah untuk diambil/memilih dan tidak mengganggugerakan. Tugas leader adalah membuka lintasan yangakandilalui oleh dirinya sendirir dan pendaki berikutnya.- Untuk belayer, memasang anchor dan merapikan alat-alat(tali yang akan dipakai). Tugas belayer adalah membantuleader dalam pergerakan dan mengamankan leader bilajatuh. Belayer harus selalu memperhatikan leader, baik abaaba ataupun memperhatikan tali, jangan terlalu kencang danjangan terlalu kendur.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 64- Bila belayer dan leader sudah siap memulai pendakian,segera memberi aba-aba pendakian.- Bila leader telah sampai pada ketinggian 1 pitch (tali habis),ia harus memasang anchor.- Leader yang sudah memasang anchor di atas selanjutnyaberfungsi sebagai belayer, untuk mengamankan pendakiberikutnya.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 65Pedoman SiswaPecintaAlamBagian 4MEDISA. Metode P3K Di Alam BebasMetode P3K Di Alam Bebas berikut ini adalah sebuah metodepenanganan atau penanggulanganpertama pada satu gangguanataupun kecelakaan yang biasa terjadi saat berkegiatan di alambebas. Banyak yang sebenarnya mudah kita lakukan, tetapi jarangyang mau ataupun sigap dalam melakukan pertolongan pertamadan awal apabila ada rekan lain yang mengalami kecelakaan dialam terbuka.Berikut Kasus - Kasus Kecelakaan Atau Gangguan DalamKegiatan Alam Terbuka.1. PINGSAN ( Syncope / collapse )Yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otakkekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga,dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh ), hiploglikemia, animea.Gejala : Perasaan limbung Pandangan berkunang - kunang·Telinga berdenging Nafas tidak teratur Muka pucat· Biji matamelebar Lemas Keringat dingin Menguap berlebihan Takrespon ( beberapa menit ) Denyut nadi lambatPenanganan : Baringkan korban dalam posisi terlentangPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 66 Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barangyang menghambat pernafasan Beri udara segar Periksa kemungkinan cedera lain Selimuti korban Korban diistirahatkan beberapa saat Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi>> posisistabil >> Rujuk ke instansi kesehatan2. DEHIDRASIYaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangancairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuhmelebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanyadisertai denganelektrolit ( K, Na, Cl, Ca ). Dehidrasidisebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangancairan / banyak keringat karena udara terlalu panas atauaktivitas yang terlalu berlebihan.Gejala dan tanda Dehidrasi ringan Defisit cairan 5% dariberat badan Penderita merasa haus Denyut nadi lebih dari90x / menit Dehidrasi sedang Defisit cairan antara 5 - 10%dari berat badan, Nadi lebih dari 90x / menit Nadi lemahSangat haus, Dehidrasi berat, Defisit cairan lebih dari 10%dari berat badan, Hipotensi, Mata cekung, Nadi sangat lemah,sampai tak terasa, Kejang – kejangPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 67Penanganan : Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock mengganti elektrolit yang lemah Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada Memberantas penyebabnya Rutinlah minum jangan tunggu haus.3. ASMAYaitu penyempitan / gangguan saluran pernafasan.Gejala·Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas, Canned beheard the voice of the additional breath (Kalengan menjaditerdengar suara dari nafas tambahan), Otot Bantu nafasterlihat menonjol ( dileher ), Irama nafas tidak teratur·Terjadinya perubahan warna kulit ( merah / pucat/ kebiruan /sianosis ), Kesadaran menurun ( gelisah / meracau )Penanganan : Tenangkan korban Bawa ketempat yang luas dan sejuk Posisikan ½ duduk Atur nafas Beri oksigen ( bantu ) bila diperlukan4. PUSING / VERTIGO / NYERI KEPALAYaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan,kelaparan,gangguan kesehatan dll.Gejala : Kepala terasa nyeri /berdenyut, Kehilangan keseimbangan tubuh, LemasPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 68Penanganan : Istirahatkan korban Beri minuman hangat beri obat bila perlu Tangani sesuai penyebab5. MAAG / MUALYaitu gangguan lambung / saluran pencernaan.Gejala : Perut terasa nyeri / mual, Berkeringat dingin, LemasPenanganan : Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaringsesuai kondisi korban Beri minuman hangat ( teh / kopi ) Jangan beri makan terlalu cepat6. LEMAH JANTUNGYaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darahkejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.Gejala : Nyeri di dada, Penderita memegangi dada sebelahkiri bawah dan sedikit membungkuk, Kadang sampai tidakmerespon terhadap suara, Denyut nadi tak teraba / lemah,Gangguan nafas, Mual, muntah, perasaan tidak enak dilambung, Kepala terasa ringan, Lemas, Kulit berubah pucat /kebiruan, Keringat berlebihanTidak semua nyeri pada dadaadalah sakit jantung, Hal itu bisa terjadi karena gangguanpencernaan, stress, tegang.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 69Penanganan : Tenangkan korban Istirahatkan Posisi ½ duduk Buka jalan pernafasan dan atur nafas Longgarkan pakaian dan barang barang yangmengikat pada badan Jangan beri makan / minum terlebih dahulu Jangan biarkan korban sendirian ( harus ada oranglain didekatnya )7. HISTERIAYaitu sikap berlebih - lebihan yang dibuat - buat ( berteriak,berguling - guling ) oleh korban; secara kejiwaan mencariperhatian.Gejala : Seolah - olah hilang kesadaran, Sikapnya berlebihan( meraung - raung, berguling - guling di tanah ), Tidak dapatbergerak / berjalan tanpa sebab yang jelas.Penanganan : Tenangkan korban Pisahkan dari keramaian Letakkan di tempat yang tenang AwasiPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 708. MIMISANYaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidungkarena suhu ekstrim ( terlalu panas / terlalu dingin )/kelelahan / benturan.Gejala : Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri,Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidungtersumbat oleh darah, Kadang disertai pusing.Penanganan : Bawa korban ke tempat sejuk / nyaman Tenangkan korban Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung Diminta bernafas lewat mulut Bersihkan hidung luar dari darah Buka setiap 5 / 10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama9. KRAMYaitu otot yang mengejang / kontraksi berlebihan.Gejala : Nyeri pada otot, Kadang disertai bengkakPenanganan : Istirahatkan Posisi nyaman Relaksasi Pijat berlawanan arah dengan kontraksiPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 7110. MEMARYaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat daribenturan keras.Gejala : Warna kebiruan / merah pada kulit, Nyeri jika ditekan, Kadang disertai bengkak.Penanganan : Kompres dingin Balut tekan Tinggikan bagian luka11. KESELEOYaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanyadisertai kram.Gejala : Bengkak, Nyeri bila tekan, Kebiruan / merah padaderah luka, Sendi terkunci, Ada perubahan bentuk padasendi.Penanganan : Korban diposisikan nyaman Kompres es / dingin Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan Tinggikan bagian tubuh yang luka12. LUKAYaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secaratiba - tiba karena kekerasan / injury.Gejala : Terbukanya kulit, Pendarahan, Rasa nyeri.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 72Penanganan : Bersihkan luka dengan antiseptic ( alcohol / boorwater ) Tutup luka dengan kasa steril / plester Balut tekan ( jika pendarahannya besar ) Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk prosespengeringan luka.Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam menanganiluka:1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada,Keluarkan tanpa menyinggung luka, Kasa / balut steril( jangan dengan kapas atau kain berbulu ) Evakuasikorban ke pusat kesehatan2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatuluka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak bolehdibuang, jika luka akan berdarah lagi.13. PENDARAHANYaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimanasaja, dan waktu apa saja.Penghentian darah dengan cara :a. Tenaga / mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dllb. Fisika : Bila dikompres dingin akan mengecil danmengurangi pendarahan, Bila dengan panas akanterjadinya penjedalan dan mengurangic. Kimia : Obat – obatanPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 73d. Biokimia : vitamin Ke. Elektrik : diahermik14. PATAH TULANG / FRAKTURYaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupunsebagian.Gejala : Perubahan bentuk, Nyeri bila ditekan dan kaku,Bengkak, Terdengar / terasa ( korban ) derikan tulang yangretak/patah, Ada memar ( jika tertutup ), Terjadi pendarahan( jika terbuka ) Jenisnya, Terbuka ( terlihat jaringan luka )Tertutup.Penanganan : Tenangkan korban jika sadar Untuk patah tulang tertutup- Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang lukabisadigerakan/diangkat)Sensasi ( respon nyeri )Sirkulasi( peredaran darah )- Ukur bidai disisi yang sehat- Pasang kain pengikat bidai melalui sela - sela tubuhbawah- Pasang bantalan didaerah patah tulang- Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka- Ikat bidai- Periksa GSSPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 74 Untuk patah tulang terbuka- Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulangyang mencuat- Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalutcincin- Ikat dengan ikatan V- Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulangtertutup Tujuan Pembidaian- Mencegah pergeseran tulang yang patah- memberikan istirahat pada anggota badan yang patah- mengurangi rasa sakit- Mempercepat penyembuhan15. LUKA BAKARYaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda -benda yang menghasilkan panas ( api, air panas, listrik, atauzat - zat yang bersifat membakar)Penanganan : Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen. Perhatikan keadaan umum penderita Pendinginan, Membuka pakaian penderita / korban. Merendam dalam air atau air mengalir selama 20atau 30menit.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 75 Untuk daerah wajah, cukup dikompres air, Mencegahinfeksi Luka ditutup dengan perban atau kain bersih keringyang tak dapat melekat pada luka Penderita dikerudungikain putih Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam airseperti mentega, kecap dll Pemberian sedative / morfin 10 mg im diberikan dalam 24jam sampai 48 jam pertama Bila luka bakar luas penderita dikuasakan Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknyadilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masihbisa dilakukan dalam 24 - 48 jam pertama denganpengawasan ketat selamaperjalanan. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepalaharus lebih tinggi dari tubuh.16. HIPOTERMIAYaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin.Gejala : Menggigil / gemetar, Perasaan melayang, Nafascepat, nadi lambat, Pandangan terganggu, Reaksi manikmata terhadap rangsangan cahaya lambatPenanganan : Bawa korban ketempat hangat Jaga jalan nafas tetap lancar Beri minuman hangat dan selimut Jaga agar tetap sadarPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 76 Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak( jika masih kedinginan )17. KERACUNAN MAKANAN DAN MINUMANGejala : Mual, muntah, Keringat dingin, Wajah pucat /kebiruan.Penanganan : Bawa ke tempat teduh dan segar Korban diminta muntah Diberi norit4. Istirahatkan Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik18. GIGITAN BINATANGGigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat daribinatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkunganatau sesuatuyang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitanbinatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa ( beracun )dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksipada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.Pertolongan Pertamanya adalah: Cucilah bagian yang tergigitdengan air hangat dengan sedikit antiseptik, Bila pendarahan,segera dirawat dan kemudian dibalut.Ada beberapa jenis binatang yang seringmenimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alamterbuka, diantaranya: Gigitan UlarTidak semua ular berbisa,akan tetapi hidup penderita / korban tergantung padaPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 77ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukanambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/ racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:I. Hematotoksin ( keracunan dalam )II. Neurotoksin ( bisa / racun menyerang sistem saraf )III. Histaminik ( bisa menyebabkan alergi pada korban )Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul padagigitan, penderita dapat pingsan, sukarbernafas danmungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitumenenangkan penderita adalah sangat penting karena rata -rata penderita biasanya takut mati.Penanganan untukPertolongan Pertama:1. Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagianyang tergigit lebih rendah dari jantung.2. Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidaksemakin cepat3. Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitanTorniquet di bagian proximal daerah gigitanpembengkakan untuk membendung sebagian aliranlimfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri.Torniquet / toniket dikendorkan setiap15 menit selama +30 detiko Letakkan daerah gigitan dari tubuho Berikankompres eso Usahakan penderita setenang mungkinPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 78bila perludiberikan petidine 50 mg / im untukmenghilangkan rasa nyeri4. Perawatan luka Hindari kontak luka dengan larutanasam Kmn 04, yodium atau benda panaso Zat anestetikdisuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bilaperlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapanmelalui breastpump sprit atau dengan isapan mulutsebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan ( selamatidak ada luka di mulut ).5. Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa( antifenin )6. Perbaikan sirkulasi daraho Kopi pahit pekato Kafeinnabenzoat 0,5 gr im /ivo Bila perlu diberikan pulavasakonstriktor7. Obat - obatan laino Atso Toksoid tetanus 1 mloAntibiotic misalnya: PS 4:1Gigitan Lipan Ciri – ciri :a. Ada sepasang luka bekas gigitanb. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakitbiasanya hilang dengan sendirinya setelah 4 -5 jamPenanganan : Kompres dengan yang dingin dan cuci denganobat antiseptik Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 79Pedoman SiswaPecintaAlamBagian 5BIVAK & PERBEKALANA. Rumah Sementara Di Alam BebasRumah Sementara Di Alam Bebas adalah Bivak. Sekilaspandang memang sederhana dan berkesan apa adanya. Tetapimembuat bivak menjadi penting untuk hal - hal darurat. Walaupununtuk masa sekarang,peranan bivak kalah dengan penggantinya,yakni Tenda Dome. Tetapi menjadi penting apabila suatu saat kitatidak membawa peralatan tidur dantenda.Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan ketika kitamemutuskan untuk membuat bivak, yaitu jangan sekali - kalimembuat bivak pada daerah yang berpotensi banjir pada waktuhujan. Di atas bivak hendaknya tak ada pohon atau cabang yangmati atau busuk. Ini bisa berbahaya kalau runtuh. Juga jangan dibawah pohon kelapa karenajatuhnya kelapa bisa saja terjadi tiba -tiba.Di daerah tempat kita akan mendirikan bivak hendaknya bukanmerupakan sarang nyamuk atau serangga lainnya. Kita juga perluperhatikan bahan pembuat bivak. Usahakan bivak terbuat daribahan yang kuat dan pembuatannya baik, sebab semuanya akanmenentukan kenyamanan.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 80Bahan dasar untuk membuat bivak bisa bermacam - macam.Ada yang dibuat dari ponco ( jas hujan plastik ), lembaran kainplastik atau memanfaatkan bahan - bahan alami, seperti daun -daunan, ijuk, rumbia, daun palem, dan lainnya. Tapi yang palingpenting, kesemua bahan dasar tadi sanggup bertahan ketikamenghadapi serangan angin, hujan atau panas.Selain bahan yang bermacam - macam, bentuk bivak pun amatberagam. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan. Tak harusberbentuk kerucut atau kubus, modelnya bisa apa saja. Ini amatbergantung pada kreativitas kita sendiri. Membuat bivak merupakanseni tersendiri karena kreasi dan seni seseorang bisa dicurahkanpada hasilnya. Sebagai contoh, o­ne man bivak. Pembuatannyadengan menancapkan kayu cagak sebagai tiang pokok yangtingginya sekitar 1,5 meter. Letakkan di atasnya sebatang kayuyang panjangnya kira - kira dua meter. Ujungnya diikat kuat yangbiasanya memakai patok. Lalu sandarkan potongan kayu yang lebihkecil di atasnya, yang berfungsi untuk menahan dedaunan yangakan jadi atap ”rumah” kita.Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivakyaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang -lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua,sebaiknya kita bisa memastikan tempat ini bukan persembunyiansatwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun.Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah denganPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 81memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinyatidak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya. o­ne man bivakKita juga bisa memanfaatkan tanah berlubang atau tanah yangrendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang berlubang inibiasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekaspenggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan tempat - tempat tersebuttidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadapangin bertiup kita bisa membuat dinding pembatas dari bahan -bahan alami. Selain menahan angin, dinding ini bertugas untukmenahan angin untuk tidak meniup api unggun yang dibuat di mukapintu masuk.B. Tips Membuat TendaTips Membuat Tenda layak kita ketahui. Tidak hanya bagi parapetualang rimba belantara dan tingginya gunung, tetapi juga bisaditerapkan bagi yang menyukai berkemah / membuka tenda dalamberwisata di alam bebas. Walaupun kita tahu bahwa tenda dome dimasa sekarang telah dibuat semaksimal mungkin untukmeminimalisir aneka bahaya di alam terbuka.1. PILIH LOKASI YANG TEPATCarilah tempat terbuka seperti lapangan untuk mendirikantenda. Hal ini penting untuk Anda bisa melihat sekeliling danmenerima sinar Matahari pagi keesokan harinya. Akan lebihPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 82baik jika Anda menemukan lokasi yang dekat dengan airmengalir seperti sungai, untuk memenuhi kebutuhan air selamacamping. Dengan dataran terbuka yang cukup luas, Anda jugabisa membuatapi unggun tak jauh dari tenda.2. PERHATIKAN KONTUR DAN KONDISI DATARANBagi yang menggunakantenda berpasak atau tendaPramuka, Anda tak mungkin membangun tenda di tanah yanggembur, becek, atau bahkan terlalu keras. Tanah yang terlalukeras membuat patok yang ditancapkan tak bisa masuk jauh kedalam tanah.Pilihlah tempat berkemah di tanah yang takterlalukeras, namun cukup untuk patoknya menancap dengankuat.3. DIRIKAN TENDA SEBELUM HARI GELAPMembangun tenda membutuhkan ketelitian karenabeberapa bagiannya cenderung tajam. Oleh karena itu, Andasebaiknya mulai membangun tenda sebelum hari beranjak gelapsekitar pukul 18.00. Membangun tenda ketika gelap bisaberakibat fatal, termasuk kecelakaan.4. PILIH LOKASI TEPAT UNTUK MEMBUAT API UNGGUNTenda dan barang - barang Anda harus berada minimal 3meter jauhnya dari api unggun. Semua barang harus dijauhkanPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 83dariapi unggun,termasuk minyak, spiritus, atau bahan - bahanmudah terbakar lainnya. Jangan lupa untuk membuat apiunggun di tanah yang cenderung kering. Jangan lupa juga,matikan api unggun dengan benar sebelum meninggalkan areaperkemahan.5. WASPADA DENGAN HEWAN LIARBaik itu serangga maupun hewan berbahaya seperti ular,bisa saja masuk ke dalam tenda. Triknya, ambillah segenggamgaram lalu taburkan di sekitar tenda untuk menghindari hewanmelata. Jika terdengar suara binatang buas, Anda bisamengarahkan senter ke arah datangnya suara tersebut untukmengusirnya. Jangan tinggalkan bekas makanan, minuman,atau sampah lain di luar tenda. Jika ingin terhindar dariserangga, jangan gunakan parfum atau wewangian pada kulitmaupun pakaian.C. Tips Bila Kehabisan Bekal Air Dalam PetualanganKehabisan bekal air dalam petualangan adalah hal yangcukup membahayakan, karena apabila air habis, otomatis rasahaus menghantui dan badan akan mudah lelah serta lemas.Dehidrasi dalam perjalanan petualangan wajib kita hindari, agartidak menimbulkan dampak yang tidak kita inginkan. Sebaiknyakuatkan hati agar tidak boros dalam pemakaian bekal air kita.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 84Ingat, yang utama hindari boros penggunaan air untuk halapapun, apalagi saat berada di tengah alam terbuka, semisalpendakian gunung. Rasanya tidak perlu kita Creambath atauFacialsaat pendakian gunung! Bila sudah kehabisan persediaanair, lakukan langkah - langkah sebagai berikut:1. Periksa peta Anda untuk biru berlekuk - lekuk yaitu tanda -sungai dan anak sungai.2. Pencarian di bawah permukaan kerikil dan sungaikering.Gali sepanjang tepi luar darikurva tajam, atau cerukandi dalam, di mana air pernah lebih dalam, dan sepanjangdasartebing. Anda mungkin menemukan kelembaban.3. Carilah pohon dan semak - semak gumpalan besar. Hal inimenunjukkan rembesan terdekat atau di bawahnya. JikaAnda menemukanpasir lembab, terus menggali. Atau pohondi bagian barat / membelakangi Matahari terbit menunjukkanair yaitu padalumut yang tebal, Kaktus yang denganbantalan besar sebagai daunnya. Atau padapohon rotan,pohon pisang hutan, pohon bambu, pohon beringindanpohon besar lainnya4. Sebuah lembah ngarai dalam panjang sering dibentuk olehair, sehingga air di ada di sana.5. Selembar plastik atau kain untuk menampung embun dimalam hari atau hujan atau untuk membungkus daun pohonyang mengalamiphotosintesis di malam hari.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 85Jangan panik dan kita harus bisa mengetahui air dalamsurvival Air. Survival Air adalah hal penting di dalam suatusurvival, bila kita kekurangan air, maka ancaman dehidrasiataukekurangan cairan. Kita bisa bertahan hidup selama kuranglebih 20 hari tanpa makanan, tetapi bila tanpa air, kita hanya bisabertahan kurang lebih selama 5 hari saja. PENCARIAN AIR1) Pada tanah berbatu . Cari mata air pada daerah karst.Dari saluran air pada dinding lembah yang memotonglapisan berpori. Pada daerah granit cari pinggir bukitberumput paling hijau.2) Pada tanah gembur . Cari pada daerah lembah ataulereng. Kadang terdapat genangan kecil, air harusdisterilkan.3) Di pegunungan . Di gali bekas aliran sungai pada kelokansebelah luar. Pada hutan lumut, ambil lumut lalu peras.4) Dari tumbuh - tumbuhan.Tumbuhan beruas - ruas : rotandan keluarganya Tumbuhan merambat : lumut andkeluarganya Tumbuhan khusus : kantong semar.5) Menampung embun.6) Tidak berwarna,berbau dan berasa misal : air mata air,danau, hujan, sungai7) Jejak binatang menyusui dapat menunjukkan lokasi mataair.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 86 PENJERNIHAN AIRSupaya air menjadi "palatable water" tahap -tahapnya :1) Sendimentasi, Yaitu air didiamkan sampai kotoranmengendap sendiri ataudicampur AlOH.2) Koagulasi, Yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untukbahanalkali sama dengan FCl2, NH4. non alkali samadengan Na2SO4.3) Filtrasi, Yaitu untuk menjernihkan air dengan pasir atausaringan diatomis.4) Sterilisasi, Yaitu untuk membunuh organisme penyebabpenyakit, cara :- Delapan tetes yodium tinetur 2,5%/literair selama 10 menit- KMnO4 ( kalium permanganate )-Tablet halozone ( untuk penjernih air )- Dicampur serbukbiji kelor 200mg / liter lalu diendapkan selama ½ jam.5) Untuk penghilang bau, warna, racun, adalh dengankarbon aktif seperti : norit, aqua nuchar, hidro darco. SUMBER AIR1) Air yang tidak perlu dimurnikan ( palatable water )- Airbron / mata air- Air sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan,mata air- Air dari tanaman : *kelapa, kaktus dipotong,diperas* Liana / rotan dengan memotong dekat tanahditampung* Palmae diambil niranya* Ruas bambu,bonggol pisang, lumut- Air tampungan dari embun2) Air yang dimurnikan -Air berlumpur- Air yang tidakmemenuhi syarat fisik.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 87Pedoman SiswaPecintaAlamBagian 6CAVINGCAVING (SUSUR GOA)Caving berasal dari kata cave yang artinya goa. Goa adalahlorong di dalam perut bumi yang terbentuk secara alami yang bisadi lalui oleh manusia. Sejarah penelusuran goa yaitu di mulai olehseorang yang bernama LUIS MARCELLES pada tanggal 15 Juli1780. ia menuruni goa vertical.Sejarah penelusuran goa di Indonesia di mulai dari sejaktahun1980 di Bogor oleh Persatuan Speleology Dan CavingIndonesia.Goa di kelompokkan berdasarkan bentuknya. Jenis-JenisGoa Dari Bentuknya adalah sebagai berikut :1. Goa vertical2. Goa horizontalGoa Dari Cara Pembentukannya yaitu :a. Goa lava, yaitu goa yang terbentuk dari letusan gunungberapib. Goa vulkanik yaitu goa yang terbentuk dari suatu gempac. Goa batu gamping yatu goa yang terbentuk dari lempenganbatuan batu gampingPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 88d. Goa litoral yaitu goa yang terbentuk dari hawa panas suatugunung yang mengikis perut bumi sehingga terbentuk suatulorong.Di dalam goa biasanya terdapat aroganit atau cristal. Berikutadalah jenis kristal yang terdapat di dalam Goa :1) Flow stone terdapat di dinding goa2) Gours3) Marble seperti mutiara kecil di atas bebatuan4) Stalaktit pyramid terbalik yang berada dia atap goa5) Stalakmid berbentuk seperti pyramid di dalam goa6) Straw berbentuk kecil di atap atap goa7) Stylalite= garis atau8) Pearl =mutiara batu9) Quartains =berbentuk seperti horden di dalamgoa10) Pilar =yaitu pertemuan antara stalaktit dan stalakmidyang sudah berukuran besar11) Risiston pool.Etika Penulusuran Goa : Dilarang mengambil sesuatu kecuali gambar Dilarang membunuh sesuatu kecuali waktu Dilarang meninggalkan sesuatu kecuali jejak kakiPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 89Pedoman SiswaPecintaAlamBagian 7TALI-TEMALITali bagi para pecinta alam yaitu suatu alat yang sangatmendukung kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan dan talidianggap sebagia suatu alat yang sangat vital dalam dunia pecintaalam dan dapat berakibat vatal bila salah dalam menjaga maupunmerawatnya. Tali ada beberapa jenis antara lain :1. Tali Caramantel Dinamis yaitu lentur dan daya renggang30%bisa digunakan untuk climbing· Statis yaitu kuranglentur dan daya rengganghanya 15 % bisa digunakan untukrefling .2. Tali Perusik3. Tali Webbing.Simpul – Simpul Dalam Pecinta Alam :1) Simpul overhand2) Simpul double overhand.3) Simpul overhand luph4) Simpul figure of eight5) Simpul double figure of eight6) Simpul bowline knotPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 907) Simpul fisherman knot (simpul nelayan)8) Simpul double fisherman knot9) Simpul high waiman hitc10) Simpul tape luph11) Simpul perusik knot (simpul anyam)12) Simpul munter hitc13) Simpul butterfly knot14) Simpul ring bend (simpul pita)Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 91Pedoman SiswaPecintaAlamBagian 8KONSERVASIA. PENGERTIAN KONSERVASI- Konservasi : lstilah payung untuk kegiatan/ aktivitas pengelolaansumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang didasarkanpada 3 prinsip, yaitu perlindungan, pengawetan danpemanfaatan.- Sumber daya alam hayati : Unsur-unsur hayati di alam yangterdiri dari sumber daya alam hayati yang pemanfaatannyadilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambunganpersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkankualitas Keaneka ragaman dan nilainya.- Konservasi Sumber daya Alam Hayati : Pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secarabijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannyadengan tetap memeliharadan meningkatkan kualitas Keanekaragaman dan nilainya.- Flora: Semua jenis Sumber daya alam nabati, baikyang hidup didarat maupn di air.- Fauna: Semua jenis Sumber daya alam hewani yang hidup didarat dan atau di air dan atau di udara.- Habitat adalah lingkungan tempat tumbuh atau satwa dapathidup dan berkembang secara alami.- Ekosistem : Suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsurunsur biotik Jenis-jenis makhluk hidup) dan faktor-faktor fisik(iklim, air, tanah) serta kimia (keasaman, salinitas,) yang salingberinteraksi satusama lainnya.Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 92B. TUJUAN KONSERVASI1. Untuk mengelola sumber daya alam dan memelihara dayadukungnya agar bermanfaat bagikesejahteraan rakyat;2. Meningkatkan ekosisternnya pemanfaatan dengan tetappotensi sumber memperhatikan daya alamdan kelestarianfungsi, keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yangberkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakatlokal ;3. Terkendalinya populasi satwa dan tumbul1an liar,bailk didalam maupun di luar kawasan.C. KEANEKA RAGAMAN HAYATIUngkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam variasibentuk penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagaitingkatan persekutuatan makhluk, yaitu tingkatan ekosistem,tingkatan jenis, dan tingkatan genehka.1) Keaneka ragaman EkosistemKeaneka ragaman yang terjadi pada tingkat ekosistem/variasi ekosistem. Terjadi karena ekosistemterdiri atasperpaduan berbagai jenis dan faktor-faktor fisik dan kimiayang beranekaragamKeaneka ragaman ekosistem dibagime:njadi empat jenis, yaitu :a) Kelompok ekosistem BahariKelompok ekosistem bahari dibedakan atas perairandalam, perairan dangkal atau ekosistem litoraldandaerah pasang surut..b) Kelompok Ekosistem darat AlamiDi Indonesia terdapat 3 bentuk vegetasi utama, yaituvegetasi pamah, vegetasi pegunungan, dan vegetasimonsun.c) Kelompok Ekosistem SuksesiPedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 93Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang berkembangsetelah terjadi perusakan terhadap ekosistem alami yangterjadi karena perishwa alami maupun karena kegiatanmanusia atau bila ekosistem buatan tidak dirawat lagidan dibiarkan berkembang sendiri menurut kondisi alamsetempat.d) Kelompok Ekosistem BuatanHutan, tanaman dan bendungan adalah salah satucontoh ekosistem buatan.2) Keaneka ragaman Jenis/SpesiesJenis terbentuk oleh kesesuaian kandungan genetika yangmengatur sifat-sifat kebaikannya dengan lingkungan tempathidupnya, karena lingkungan tempat hidup jenis itu beranekaragam, jenis yang dihasilkannya pasti akan beranekaragamjuga.3) Keaneka ragaman GenetikaVariasi genetik di dalam setiap spesies, yang mencakupaspek biokimia, struktur dan sifat organisme yang ditunjukansecara fisik dari induknya, dan dibentuk dari DNA, berbentukmolekul-molekul panjang yang terdapat pada harnpir semuasel.D. KATEGORI KONSERVASI DAN SPESIESInternational Union Conservation Of Nature and NaturalResources (IUCN), pada tahun 1994 telah menetapkan 8(delapan) kategori konservasi, hal ini sebagai upaya untukmelindungi spesies yang terancam keberadaannya. Dengansistem klasifikasi ini dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasistatus keberadaan atau kemelimpahan relatif spesies. Kedelapan kategori konservasi tersebut adalah :Pedoman Siswa Pecinta Alam-Byrwan 941. Punah (extinct), spesies satwa/ tumbuhan yang sudah tidakditemukan lagi dialam;2. Punah di alam (ntinct in the wild), bila hanya ditemukan diluar habitat aslinya;3. Kritis (critically endangered), bila menghadapi resikokepunahan yang sangat tinggi di alam dalamwaktu dekat;4. Genting (endangered), bila tidak tergolong kritis naInunmempunyai resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam;5. Rentan (vulnerable), bila tidak tergolong kritis dan gentingnamun mempunyai resiko kepunahan yang sangat tinggi dialam.

1 komentar:

  1. Lucky Club Live Casino Review 2021
    Lucky Club live casino has everything you need to start earning real money. Get instant luckyclub deposits, get a no deposit bonus, play with other Live Casino: LiveCasino Rating: 5 · ‎Review by Lucky Club

    BalasHapus